Kemarin (5/7) malam, di Urumqi, ibu kota Daerah Otonom Uigur Xinjiang Tiongkok barat laut terjadi kejahatan kekerasan serius berupa pembunuhan, perampokan dan pembakaran. Terhitung sampai berita ini diturunkan hari ini (6/7), 140 orang tewas dan 828 orang cedera dalam kerusuhan tersebut. Kini situasi pada pokoknya sudah terkontrol, dan tata tertib sosial sudah pulih normal. Ahli terkait dalam wawancara dengan wartawan CRI menyatakan bahwa peristiwa itu adalah kejahatan kekerasan terorganisasi yang dilakukan kekuatan dalam wilayah Tiongkok dengan didalang dan dihasut oleh kekuatan di luar wilayah.
Kemarin pukul 20 waktu setempat, sejumlah perusuh berkumpul di Lapangan Rakyat dan jalan-jalan utama di kota Urumqi untuk melakukan pembunuhan, perampokan dan pembakaran. Pihak terkait segera mengerahkan pasukan polisi ke lokasi kejadian untuk menangani peristiwa. Hingga kemarin malam pukul 22, kerusuhan di jalan utama dan pusat perbelanjaan pada pokoknya terkontrol. Kini tata tertib sosial di Urumqi sudah pulih normal.
Siang tadi, pemerintah Daerah Otonom Uigur Xinjiang mengadakan jumpa pers mengenai kejahatan kekerasan tersebut.
Menurut perkenalan, dalam kerusuhan itu, para perusuh menghancurkan pula 260 mobil, serta 203 toko dan dan 14 rumah penduduk. Seluas 56 ribu meter persegi bangunan terbakar.
Hasil penyelidikan badan keamanan Xinjiang menunjukkan, bahwa peristiwa itu adalah kejahatan kekerasan serius yang didalang oleh "Kongres Uigur Dunia" dengan Rebiya Kadeer sebagai kepalanya.
Peristiwa itu dipicu oleh peristiwa tawuran yang terjadi antara karyawan warga Xinjiang dengan karyawan setempat di Kota Shaoguan, Provinsi Guangdong bagian selatan Tiongkok pada tanggal 26 Juni lalu. Peristiwa tawuran itu adalah kasus keamanan yang biasa, dan telah ditangani dengan layak. Akan tetapi, kekuatan di luar wilayah termasuk Kongres Uigur Xinjiang malah menggunakan kasus itu untuk memfitnah kebijakan etnis minoritas yang dijalankan Tiongkok, dan menghasut para demonstran mengadakan unjuk rasa di jalan-jalan.
Xu Jianying dari Pusat Penelitian Sejarah Daerah Perbatasan di bawah Akademi Ilmu Sosial Tiongkok dalam wawancaranya dengan wartawan CRI mengatakan, apa yang disebut "Kongres Uigur Dunia" adalah organisasi yang berupaya menutupi wataknya sebagai organisasi teror dengan kedok "hak asasi manusia" dan "demokrasi". Peristiwa kekerasan kali ini justru menyingkap tampan munafik aslinya.
Walaupun peristiwa kini sudah ditangani dengan efektif, namun masih ada orang yang menghasut kerusuhan di internet. Ketua Daerah Otonom Uigur Xinjiang, Nur Bekir menghimbau rakyat berbagai etnis di Xinjiang bersatu padu untuk memelihara kesatuan bangsa dan kestabilan sosial.
Xu Jianying dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok berpendapat, kegiatan separatis tidak akan mempergoyahkan situasi keseluruhan kesatuan bangsa dan kestabilan sosial di Xinjiang. Ia mengatakan, pada belasan tahun terakhir, situasi di Xinjiang baik sekali, peristiwa kekerasan telah dibendung, sementara itu, ekonomi Xinjiang juga berkembang pesat, hubungan antara Xinjiang dan pedalaman semakin erat. Upaya kekuatan separatis untuk mengusahakan kemerdekaan adalah mustahil.