Bagaimana Dampak Bocornya Dokumen Rahasia Perang Afghanistan terhadap Pemerintah Obama ?
  2010-07-28 16:43:16  CRI

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) kemarin mengumumkan untuk memulai mengadakan penyelidikan terhadap dokumen rahasia Perang Afghanistan yang dibocorkan situs Wikileaks. Analis berpendapat, bocornya dokumen rahasia tadinya dianggap sebagai pukulan terhadap Pemerintah Obama, tapi juga berkemungkinan menjadi alat bagi Pemerintah Obama untuk mengukuhkan strateginya terhadap Afghanistan.

Tumpukan berkas rahasia sejumlah 90 ribu lembar itu dipublikasikan oleh situs Wikileaks dan disebarkan kepada harian-harian New York Times AS, Guardian Inggris, Der Spiegel Jerman untuk dimuat serempak hari Minggu. Isi utama dokumen itu mencakup catatan perang tentara dan badan intelijen AS di Afghanistan dari bulan Januari tahun 2004 hingga Desember 2009. Berbagai detail menunjukkan kecenderungan Perang Afghanistan selama 6 tahun, meskipun AS memasok dana maha besar sejumlah 300 miliar dolar AS untuk melancarkan Perang Afghanistan, tapi tetap menghadapi banyak kesulitan yang harus diatasi dan berkurangnya sumber daya, sebaliknya Taliban menjadi lebih kuat dibandingkan dengan tahun 2001. Pendiri situs Wikileaks, yaitu wartawan Australia, Julian Assange menyatakan bahwa tumpukan berkas rahasia ini merupakan laporan yang paling menghebohkan pemerintah AS sejak diungkapkannya oleh wartawan laporan Departemen Pertahanan AS selama Perang Vietnam. Dikatakannya, ini merupakan bukti nyata kejahatan perang, motif pembocoran dokumen rahasia perang adalah mengundang kepedulian umum akan perang.

Pemerintah AS pada waktu pertama menyatakan kecaman keras terhadap peristiwa pembocoran dokumen rahasia, sementara berpendapat hal ini mungkin akan mengancam keselamatan sejumlah tentara AS dan mitranya. Presiden AS Barack Obama kemarin menyatakan bahwa pembocoran dokumen rahasia mungkin akan 'membahayakan perseorangan dan aksi militer', tapi dokumen tidak mengungkapkan isi baru. Departemen Pertahanan AS kemarin mengumumkan telah mulai mengadakan penyelidikan terhadap peristiwa itu. Sumber yang mengetahui betul berpendapat bahwa kesulitan menyelidiki sumber informasi sangat besar, karena klasifikasi rahasia adalah 'rahasia' dan bukannya 'sangat rahasia', jumlah personel yang dapat menyentuh catatan perang garis depan mencapai ribuan orang.

Dilihat dari keadaan sekarang, bocornya dokumen rahasia Perang Afghanistan tidak akan menjadi tekanan yang sangat besar terhadap Pemerintah Obama dalam negeri. Kedua fraksi Partai Demokrat dan Partai Republik dalam Kongres menyimpang dari kebiasaannya sama-sama tinggal diam. Media berpendapat peristiwa ini dikarenakan dokumen tersebut merujuk pada strategi AS terhadap Afghanistan pada periode pemerintahan George W. Bush, Dewan Perwakilan AS pekan ini akan membahas alokasi darurat dana untuk Perang Irak dan Perang Afghanistan sejumlah 60 miliar dolar AS, rancangan pengucuran dana itu telah diluluskan oleh Senat dan diperkirakan juga akan diratifikasi oleh Dewan Perwakilan. Ketua Dewan Perwakilan, Nancy Pelosi berpendapat, peristiwa pembocoran dokumen rahasia perang mungkin akan meramaikan perdebatan antar senator mengenai pengucuran dana, tapi dibocorkannya dokumen tersebut bukannya kondisi Perang Afghanistan sekarang, masalah yang dicerminkan justru merupakan sebab Obama mengambil keputusan untuk mengadakan 'perubahan'. Analis berpendapat, Pemerintah Obama berkemungkinan 'menggunakan peluang' peristiwa pembocoran dokumen rahasia perang untuk mengukuhkan strateginya terhadap Afghanistan.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040