Nining
  2011-11-02 15:39:16  CRI

Teater "Badak yang Jatuh Cinta"

Dari sebegitu banyak hobi saya, menonton teater adalah salah satunya. Di Tiongkok, teater sekarang sudah semakin populer di kalangan generasi muda.

Teater dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu teater tradisional dan kontemporer.

Sutradara teater kontemporer biasanya berpikiran unik, idealis, dan segar. Meng Jinghui adalah seorang sutradara teater kontemporer yang sangat terkenal. Banyak karyanya yang dinikmati di Tiongkok bahkan di seluruh dunia. Salah satu karyanya berjudul "Badak yang Jatuh Cinta" adalah favorit saya, bahkan saya telah menontonnya sampai tiga kali.

Mengapa saya begitu tertarik teater ini? Begini ceritanya. Seorang peternak badak jatuh cinta dengan tetangganya, gadis yang bekerja di kantor dan berbau mesin fotokopi. Tapi apes, gadis itu malah cinta orang lain. Si peternak badak galau, tapi cintanya tidak pernah surut, apalagi padam. Dia ingin jadi orang kaya supaya mendapatkan cinta si gadis itu. Suatu hari, dia menyandera gadis itu. Dalam cerita ini, kedua orang ini sangat setia kepada cintanya masing-masing, sehingga membangkitkan simpati penonton yang mengelukan bahwa zaman sekarang yang serba instan ini, cinta juga semakin menjadi barang mewah. Teater ini juga menarik sekali dari segi pembawaannya, bahkan tirai air dibawa ke atas pentas, sehingga para aktor juga basah semua. Perasaan penonton juga ikut tercurah bersama curahan air.

Teater "Kasus Pembunuhan di Taman Langit"

Sabtu lalu, saya menonton teater lain yang disutradarai Meng Jinghui, yaitu "Kasus Pembunuhan di Taman Langit". Berbeda dengan karyanya yang lain, teater ini berwujud opera, lengkap dengan lagu yang berbau modern. Teater ini juga tidak kalah menariknya. Sejumlah orang asing juga terlihat di antara para penonton teater.

- By Nining

2 November 2011

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040