Para penumpang maskapai penerbangan tujuan Inggris dipaksa oleh awak kabin untuk mengumpulkan dan menyerahkan uang tunai 23.400 euro. Jika tidak menyerahkan uang, penerbangan tidak bisa dilanjutkan. Karena maskapai itu rupanya tak punya uang lagi untuk membeli bahan bakar. Lebih dari 180 orang penumpang terdampar dalam pesawat Boeing 757 ketika awak kabin mengumumkan dalam perhentian untuk pengisian bahan bakar bahwa maskapai penerbangan milik Austria itu, Comtel Air, 'kehabisan uang'. Pesawat yang terbang dari Amritsar, India, itu sedang singgah di Wina dalam perjalanan ke Birmingham. Para penumpang diberitahu, penerbangan bisa diteruskan hanya jika mereka dapat mengumpulkan dan menyerahkan uang 23.400 euro. Kalau tidak, mereka dan koper mereka akan diturunkan dari pesawat. polisi lalu dipanggil saat mereka menolak untuk turun. Persingghan selama enam jam itu berakhir saat para penumpang digiring ke mesin ATM. Namun banyak dari mereka tidak memiliki dana pula. Sejumlah orang akhirnya mau mengeluarkan uang setelah melalui serangkaian janji. Pihak Comtel Air mengatakan akan menyelidiki klaim itu. Bhunpinder Kandra, direktur layanan penumpang Comtel Air mengatakan akan menyelidiki dan mengembalikan uang mereka yang bayar itu. Para penumpang itu mengatakan, mereka juga mengkhawatirkan 600 wisatawan lain dalam empat penerbangan berbeda yang masih terdampar di India. Comtel Air khusus menangani penerbangan eksekutif dan mempunyai sebuah jet bisnis Dassault Falcon 2000. Perusahaan ini memulai rute komersial dari Inggris ke Amritsar bulan lalu, dengan menggunakan pesawat Boeing 757 sewaan. Amritsar merupakan lokasi Kuil Emas, pusat spiritual dan budaya agama Sikh, yang menarik lebih dari 100.000 pengunjung sehari, lebih banyak ketimbang yang ke Taj Mahal. Salah seorang penumpang pesawat itu, Tarlochan Singh yang berusia 57 tahun, dari Wolverhampton, telah berada di India selama tiga minggu, ia mengatakan, awak kabin menginginkan uang tunai dan yang pasti semua orang marah, itu sebabnya mereka duduk di dalam. Mereka menghabiskan lebih dari enam jam di Wina. Satbarg Nijjar, penumpang 60 tahun yang menjemput istrinya Gurdab Kaur Nijjar setelah liburan empat minggu di India mengatakan, para penumpang diberitahu bahwa perusahaan itu tidak membayar biaya pendaratan atau pajak dan perusahaan dalam kesulitan keuangan. Sedangkan seorang penumpang lain yang menjabat sebagai seorang direktur perusahaan, Kamal Pau mengatakan, ia merupakah salah satu dari rombongan berjumlah 10 orang yang bepergian ke Punjab untuk pernikahan. Mereka dijadwalkan kembali dengan empat penerbangan berbeda tetapi ia satu-satunya yang sampai ke rumah. Teman-temannya masih terjebak di Amritsar. Mereka sekarang mulai beralih ke operator lain agar bisa pulang ke rumah secepatnya. Seorang juru bicara Birmingham Airport mengatakan, Comtel Air telah dikontrak oleh sejumlah perusahaan perjalanan Inggris untuk memfasilitasi penerbangan ke Amritsar, melalui Wina. Comtel Air memiliki pengaturan kontrak dengan sebuah maskapai penerbangan yang telah disetujui untuk mengoperasikan rute itu. Mereka juga sangat prihatin dan memahami penderitaan yang disebabkan oleh kasus ini. Mereka pun mendesak untuk menyelidiki segera untuk mendapatkan penjelasan. Juru bicara itu mengatakan pula bahwa maskapai tersebut terdaftar di Austria dan tidak dalam yurisdiksi Otoritas Penerbangan Sipil Inggris.