Xiaofang: Cewek Jomblo
  2012-03-14 15:38:17  CRI

Orang bilang, 10 atau 20 tahun lagi, jutaan lelaki akan sulit menemukan jodoh karena adanya ketidaksetaraan proporsi gender.

Tetapi yang lebih mengkhawatirkan orangtua adalah semakin banyak gadis yang sulit berpacaran, malas menikah, dan enggan melahirkan anak.

Saya punya sepupu, berusia 27 tahun setelah memperoleh ijazah S-2. Umumnya perempuan di kampung halamannya yang seumuran sudah punya anak semua. Karena itu, setiap kali dia pulang kampung, orangtuanya pasti memaksanya bertemu dengan para lelaki yang sama sekali tidak dia kenal. Dia bukannya tidak ingin menikah, tetapi dia ingin mencari seorang lelaki yang dia cinta. Sepertinya hal ini gampang-gampang susah. Karena belasan tahun yang lalu, kehidupannya cuma belajar. Dia tidak pernah sungguh-sungguh berpacaran. Jadi dia mengaku tidak tahu bagaimana caranya berpacaran. Lebih parah lagi, kehidupannya terlalu sederhana: pagi pergi ke kantor, lalu selepas jam kerja langsung pulang ke rumah. Saya pernah berkata kepadanya, dengan gaya hidup seperti ini tak mungkin menemukan lelaki yang sesuai.

Memang, semakin banyak kalangan generasi muda yang terbatas pergerakannya di satu tempat. Lebih suka menghabiskan waktu di dunia maya.

Saya juga punyai teman yang pernah menikah dengan lelaki yang dikenal melalui internet. Tapi setelah menikah, baru tahu ternyata mereka sama sekali tidak cocok. Akhirnya mereka bercerai.

Tentu saja, bukan semua pasangan yang jadian melalui internet akhirnya berakhir dengan cerai, tetapi juga tidak sedikit yang seperti ini.

Jadi saya mengusulkan sepupu saya untuk lebih sering keluar rumah. Dia bisa main Yoga, bertamasya ke luar kota bahkan ke luar negeri. Dia bisa lebih sering berkumpul dengan teman-teman. Kehidupan kita kan beraneka ragam, janganlah mengurung diri sendiri.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040