Seorang laki-laki bernama Bei Ye menceritakan pengalamannya selama masih bekerja di Hetian, Xinjiang, Tiongkok barat laut 20 tahun lebih silam.
Suatu hari menjelang magrib, dalam perjalanan pulang dia melihat seorang kakek berjanggut puith duduk termenung di bawah pohon rumahnya, kelihatan sangat sedih hati dan sedang mengusap air mata. Apakah yang membuat orang lanjut usia itu bersedih hati? Bei Ye lalu menghampiri dan bertanya, siapa gerangan yang membuat dia bersedih hati?
Kakek itu berhenti menangis dan berkata: "Tak ada yang membuat aku sedih hati, melainkan akulah yang membuat sedih ibuku. Ibu baru saja memukul aku, karena pagi tadi aku mencuri madunya yang disembunyikan di atas lemari........".
Kakek itu menerangkan bahwa umurnya sudah 95 tahun, ibunya berusia 113 tahun, mereka berdua tinggal serumah.
Bei Ye merasa heran, kakek berusia 95 tahun ini punya ibu yang masih hidup, lalu dimintanya agar mengantar menemui ibunya yang panjang umur tersebut.
Begitu melangkah masuk ke rumahnya, Bei Ye tertegun melihat nenek berumur 113 tahun itu yang tampak masih gesit geraknya, bahkan kelihatan seperti kakak beradik ketika berduanya berdiri berdampingan.
Melihat ada tamu datang bersama putranya, nenek itu dengan gembira membuatkan minuman untuk tamu, seraya berkata:" Anak saya yang satu ini memang nakal sejak kecil, kalau sekarang tidak dipukul, bagaimana saya bisa mengurusnya kelak setelah dewasa........"