XINHUA: Dalam sejarah penyelenggaraan yang sudah seratus tahun lebih, Olimpiade London sekali lagi membuktikan terwujudnya semangat "lebih tinggi, lebih cepat, lebih kuat". Selama penyelenggeraan pesta olahraga terbesar dunia ini, kita dapat menyaksikan penghormatan terhadap semangat Olimpiade serta secercah sinar kemanusiaan.
Tidak diragukan, kata "terobosan" telah menjadi kata kunci penting dalam Olimpiade ini. Ada terobosan dari segi fisik. Misalnya atlet asal Amerika Serikat Manteo Mitchell, yang mengalami patah tulang kaki saat mengikuti perlombaan, tetapi tetap menyelesaikan lomba. "Blade Runner" dari Afrika Selatan, Oscar Pistorius dan "Vinas" dari Polandia, Natalia Partyka mampu berlaga dengan keterbatasan cacat fisik di tengah pertandingan bersama orang-orang yang memiliki fisik sempurna. Joki asal Jepang, Hiroshi Hoketsu yang sudah berumur lebih dari 70 tahun, telah berjuang selama 60 tahun untuk menjadi legenda dalam cabang olahraga ini.
Ada pula terobosan dari segi sosial. Atlet judo putri Arab Saudi Abdulrahim Shahrkhani yang baru berusia 16 tahun dan bertanding selama 82 detik, telah menembus belenggu bagi perempuan Arab di bidang politik, sosial, agama, dan moral.
Selain itu masih ada terobosan dari segi perasaan. Oksana Chusvitina yang terkenal sebagai "nenek" di dunia senam untuk keenam kalinya mengikuti Olimpiade, demi biaya pengobatan putranya yang menderita leukemia. Dia mengatkaan, "kalau kamu belum sembuh, saya tak berani tua." Dia telah melambungkan rasa cinta dari seorang ibu.
Dengan semakin makmurnya negara, kini warga Tiongkok juga mewujudkan terobosan sendiri dalam mendobrak pemikiran bahwa "medali emas adalah yang paling penting". Sekarang, podium tertinggi bukan cara satu-satunya untuk mewujudkan "impian negara kuat", Medali emas bukan target satu-satunya bagi atlet untuk mengharumkan nama negara.
Seperti yang dikatakan ketua Komite Olimpiade Internasional Jacques Rogge, "Moral lebih penting daripada medali". Dalam cabang bulutangkis, persahabatan antara atlet Tiongkok Lin Dan dan atlet Malaysia Lee Chong Wei telah berlangsung sejak delapan tahun silam. Rasa cinta dan haru dalam kehidupan manusia akan senantiasa dikenang untuk selama-lamanya.