Harian Renminribao atau People's Daily Tiongkok hari ini (20/9) menurunkan artikel yang berjudul: Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) Dorong Ekonomi Asia. Dalam artikel itu dikatakan, Ekspo Tiongkok-ASEAN yang diselenggarakan bersama oleh Tiongkok dan negara-negara ASEAN akan dibuka di Nanning, ibukota Daerah Otonom Zhuang Guangxi, Tiongkok besok.
Dalam proses pembangunan CAFTA dan sejak zona perdagangan bebas itu diresmikan, karet dan minyak sawit Malaysia, perabot kayu Indonesia serta produk negara-negara ASEAN lainnya memasuki pasar konsumsi Tiongkok dengan semakin cepat. Produk ekspor utama negara-negara ASEAN ke Tiongkok seperti alat-alat listrik dan mesin, produk plastik dan karet serta produk mineral juga meningkat dengan mantap. Sementara itu, nilai ekspor Tiongkok ke ASEAN juga terus meningkat. Tahun 2011, Tiongkok tiga tahun beruntun menjadi mitera dagang terbesar bagi ASEAN, sedang ASEAN menjadi mitera dagang terbesar ketiga bagi Tiongkok, menggantikan Jepang.
Diresmikannya CAFTA telah mendorong pula saling investasi antara Tiongkok dan ASEAN. Terhitung sampai semester pertama tahun ini, investasi dua arah antara Tiongkok dan ASEAN mencapai hampir 93 miliar dolar Amerika. Investasi Tiongkok di ASEAN meningkat dengan cepat, ASEAN telah menjadi kawasan tujuan penting investasi perusahaan Tiongkok di luar negeri.
Sementara itu, investasi dari negara-negara ASEAN juga mendorong reformasi dan pembangunan Tiongkok. Kawasan industri Suzhou yang dibangun dengan kerja sama antara Tiongkok dan Singapura telah menjadi salah satu kawasan industri yang paling cepat perkembangannya dan paling memiliki daya saing internasional di Tiongkok.
Selain itu, taman industri Qinzhou Tiongkok-Malaysia yang dibangun dengan kerja sama antara pemerintah Tiongkok dan Malaysia telah mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral.
Di bidang keuangan, internasionalisasi renminbi sudah menjadikan ASEAN sebagai pasar terpenting. Bank-bank di Thailand telah menawarkan bisnis penyelesaian dengan yuan renminbi. Terhitung sampai akhir tahun lalu, 10 negara ASEAN telah mendirikan 30 lebih lembaga perbankan di Tiongkok, sedang lembaga keuangan Tiongkok juga telah mendirikan belasan lembaga cabang di negara-negara ASEAN. Singapura sebagai pusat keuangan internasinal yang penting sedang berusaha untuk menjadi pusat renminbi di luar daratan Tiongkok.