Isi kuliah biasanya ditentukan oleh guru, namun bentuk kuliah itu baru-baru ini diubah oleh guru Akademi Hankou, Wuhan Huang Huiqiong. Dalam memberikan kuliah pertama untuk mahasiswa baru jurusan presenter penyiaran akademi tersebut, Huang Huiqiong meniru cara yang diterapkan dalam tayangan hiburan televisi yang sedang ngetop di Tiongkok yakni "The Voice of China", suatu acara lomba tarik suara di televisi yang hak ciptanya milik orang Belanda dan disiarkan dalam versi masing-masing di puluhan negara dengan membeli lisensi dari pemiliknya. Dengan meniru cara lomba tarik suara "The Voice" itu, Huang Huiqiong memberikan kuliah yang beragam isinya, sedang para mahasiswa mendengarkan dengan membenamkan kepala di meja, dan kepala baru diangkat bila ia tertarik akan isi kuliah yang diberikan guru. Bila mahasiswa merasa isi kuliah tidak ada gunanya, ia boleh terus tidak mengangkat kepala, komunikasi dengan guru melalui telepon, email dan weibo (semacam twitter) akan dilakukan selepas kuliah untuk mendengarkan pendapat siswa mengenai perbaikan isi kuliah.
Dalam kuliah yang dimulai sekitar jam 02:00 sore tanggal 24 September lalu, lebih 100 mahasiswa membenamkan kepala di meja, sampai Huang Huiqiong mengatakan bahwa ia sempat menjadi juara dalam lomba presenter yang diselenggarakan sebuah stasiun televisi tahun 2006. Semua biaya kehidupan sehari-hari selama kuliah di universitas diperolehnya dengan bekerja sambilan di luar kampus. Dari pengalaman meniti karier sampai cara hidup mahasiswa jurusan kesenian di universitas, Huang Huiqiong bertutur tidak sampai 15 menit, semua mahasiswa yang mengikuti kuliah telah mengangkat kepala menunjukkan minat akan isi kuliah yang diberikan sang guru.
Dengan menerapkan cara seperti dalam acara televisi "The Voice of China" itu, Huang Huiqing berharap kuliah dapat diberikan dengan lebih menarik, dan para siswa berhak menyatakan senang atau tidak terhadap isi kuliah yang diberikan.