Tiongkok Sebut Argumentasi Menlu Jepang Soal Pulau Diaoyu Sebagai "Logika Perampok"
  2012-10-12 15:36:19  CRI

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei kemarin (11/10) membantah argumentasi Perdana Menteri Jepang Koichiro Genba yang menentang posisi Tiongkok dalam masalah Pulau Diaoyu. Hong Lei mengatakan bahwa argumentasi Koichiro Genba itu mengutip sepotong-sepotong, terlepas dari konteks,dan mencoba mendukung pendirian Jepang pada masalah Pulau Diaoyu. Argumentasi itu disebut sepenuhnya sebagai "logika perampok".

Koichiro Genba menyatakan, sebelum tahun 1970-an Tiongkok tidak pernah mengajukan tuntutan kedaulatan atas Pulau Diaoyu, dan Jepang pada tahun 1895 telah mengadakan penyelidikan dan mengkonfirmasi Pulau Diayu bukan wilayah milik Tiongkok sehingga memasukkannya sebagai wilayah Jepang. Jepang juga menggunakan alasan surat Konsulat Tiongkok di Nagasaki tahun 1920 serta peta yang dipublikasikan Tiongkok pada tahun 1933 dan 1960, sehingga menganggap tuntutan Tiongkok mengenai Pulau Diaoyu tidak berdasar.

Mengenai komentar Menlu Koichiro Genba itu, Hong Lei mengatakan, itu bukan pertama kali Koichiro Genba mencoba membela pendirian Jepang dengan mengandalkan referensi yang mengutip sepotong-sepotong dan terlepas konteks. Pada masalah serius mengenai wilayah negara, membuktikan pendiriannya dengan mengandalkan sejumlah bahan yang tidak lengkap hanya dapat membuktikan Jepang tidak pernah memiliki kedaulatan terhadap Pulau Diaoyu.

Ia menyatakan, Tiongkok telah mencatat pernyataan sikap Jepang untuk sesegera mungkin meredakan ketegangan untuk mencegah dampak terhadap perkembangan hubungan bilateral. Jepang diingatkan untuk menyadari kesalahan dalam perbuatan dan perkataan mereka yang provokatif itu, dan mengambil aksi nyata memelihara situasi komprehensif dalam hubungan kedua negara.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040