XINHUA: Presiden Amerika, Barack Obama akan mengunjungi tiga negara Asia Tenggara, antara lain Thailand, Myanmar, dan Kamboja, 17-20 November. Obama akan menghadiri KTT Asia Timur di Phnom Penh. Obama memilih negara-negara Asia sebagai tempat yang dikunjungi setelah terpilih kembali sebagai Presiden Amerika. Obama juga membawa Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton dan Menteri Pertahanan Leon Panetta. Ini membuktikan Obama sangat mementingkan Asia.
Analis berpendapat, dalam empat tahun masa jabatan kedua Obama, strategi "Penyeimbangan Kembali" yang dijalani oleh Amerika di Asia-Pasifik akan diteruskan, bahkan akan ditingkatkan.
Setelah terpilih menjadi Presiden Amerika pada awal 2009, Obama pernah menyatakan akan memindahkan fokus diplomasinya ke kawasan Asia-Pasifik. Ia menyatakan, Amerika adalah negara besar di Samudera Pasifik, dan ia merupakan "presiden Samudera Pasifik" pertama dalam sejarah Amerika.
Analis menunjukkan, Amerika mementingkan Asia karena Asia adalah harapan masa depan.
Strategi "Penyeimbangan Kembali" Asia-Pasifik pemerintah Obama terutama dimajukan dari tiga bidang, yaitu, meningkatkan hubungan sekutu tradisional dengan Jepang dan Korea Selatan, menjalin kemitraan baru, serta meningkatkan kerja sama Amerika dengan organisasi-organisasi regional yang penting. Kunjungan Obama ke Asia ini adalah aksi konkret dari strategi tersebut.
Analis berpendapat, Asia telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga Obama dalam empat tahun ke depan akan berdasarkan pada pertimbangan strategi geopolitik dan pemeliharaan "dominansi global" Amerika untuk meneruskan bahkan mengintensifkan strategi "Penyeimbangan Kembali". Selain itu, ditinjau dari 10 bahkan 20 tahun ke depan, Amerika berkemungkinan terus meningkatkan eksistensi di Asia di bidang militer, diplomatik, dan ekonomi.
Yang harus di perhatikan adalah kunjungan Obama ke Myanmar, mengadakan pertemuan dengan Presiden Myanmar, U Thein Sein serta Pemimpin Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar, Aung San Suu Kyi. Ini adalah pertama kalinya Presiden Amerika mengunjungi Myanamar, sehingga menjadi sorotan perhatian.
Namun sejumlah kritik mengatakan tidak optimis atas upaya Amerika mendorong "demokrasi bergaya AS" di Asia itu, karena proses politik suatu kawasan pada dasarnya harus diputuskan dan didorong oleh kenyataan politik di kawasan itu.
Analis berpendapat, di tengah globalisasi sekarang ini di mana kepentingan berbagai negara saling berhubungan, apa yang disebut "Penyeimbangan Kembali" dalam strategi Amerika di Asia-Pasifik itu hendaknya mengambil cara yang semakin inklusif, semakin bekerja sama, dan semakin menghormati kepentingan berbagai pihak. Hanya dengan itu, baru dapat tercipta sebuah Asia-Pasifik yang dinamis, stabil, makmur, serta saling menguntungkan.