Seorang laki-laki, 20 tahun bernama keluarga Wang dua bulan lalu meninggalkan kampungnya mencari pekerjaan di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, Tiongkok barat. Sebelumnya dia pernah bekerja serabutan sebagai pembersih sampah bangunan di sebuah kompleks di kota itu dan mengenal akrab seorang satpam di kompleks itu. Kali ini dia bermaksud mencari satpam itu untuk mencari pekerjaan. Tapi ternyata satpam kenalannya itu sudah tidak bekerja lagi di sana. Jauh-jauh datang, Wang tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Dia amati rumah-rumah yang ada di kompleks yang masih baru dan belum semuanya dihuni pemiliknya. Ia melihat sebuah rumah yang sudah selesai didekorasi, lengkap dengan perabot dan alat-alat listrik. Setelah diintai, ternyata tidak ada orang di dalamnya. Lalu ia memasuki rumah itu dari jendela, sebuah laptop dan pesawat televisi dicuri lalu dijualnya. Malam itu, ketika main game di sebuah warnet, ia mendengar ada seorang perempuan sedang telepon hendak menyewa rumah. Wang lalu menghampiri perempuan itu dan menawarkan rumah kosong yang bisa disewa. Malam itu juga, perempuan tersebut diajak melihat rumah yang dicuri barang-barangnya itu untuk disewakan. Wang malah sempat menginap di rumah itu. Malam keesokan harinya, Wang mengajak seorang temannya bermain di rumah itu.
Sebenarnya rumah itu adalah milik Pak Sun yang bekerja di kota Lanzhou, dan rumahnya itu dititipkan kepada pengembang untuk dijaga dan mengurusnya. Malam itu, karyawan pengembang merasa heran rumah Pak Sun yang kosong terang benderang oleh cahaya lampu. Begitu pintu rumah dibuka, tidak alang kepalang terkejutnya ia melihat ada dua orang di dalamnya. Segera karyawan itu melapor ke polisi, dan Wang pun ditangkap karena mencuri.
Satu lagi cerita tentang rumah kosong yang dimalingi.
Pencuri yang satu ini juga bernama keluarga Wang, berumur 23 tahun. Suatu hari akhir November lalu dia mendatangi sebuah kompleks perumahan dengan mengendarai sebuah mobil yang dipinjamnya. Dengan menyamar sebagai pemilik rumah di kompleks itu, Wang berhasil masuk ke kompleks. Sejak kecil Wang dibesarkan di daerah pegunungan dan pandai memanjat. Dengan lif dia naik ke lantai teratas rumah flat, lalu memasuki balkon sebuah rumah melalui jendela fentilasi. Melihat debu tebal di rumah itu dia memastikan pemilik rumah sudah lama tidak pernah datang. Maka dengan leluasa, barang-barang yang berharga di dalam rumah itu, antara lain, minuman keras yang mahal harganya serta perhiasan dan lukisan disikatnya. Siang hari itu ia sempat tidur di rumah tersebut menuggu hari menjadi gelap. Sekitar pukul 9 malam, ia sempat mencuri sebuah rumah lain yang kosong di kompleks tersebut dengan masuk melalui jendela.
Rumah yang dicuri ini milik Pak Tang yang sudah hijrah ke luar negeri, dan rumahnya diserahkan kepada orangtuanya, selang beberapa hari kedua orangtuanya itu datang ke rumah anaknya. Melihat rumahnya kemasukan pencuri, langsung mereka menelpon lapor ke polisi, dan Wang si pencuri dapat ditangkap polisi.