Pemimpin partai oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi menyatakan bahwa pemerintah Myanmar sejauh ini telah menangani kasus konflik di Kachin. Kepada kantor berita AFP, Suu Kyi menegaskan sikapnya untuk tidak akan campur tangan dalam konflik bersenjata tersebut apabila tidak ada dukungan dari pemerintah.
Konflik antara pasukan pemerintah Myanmar dengan Pasukan Independen Kachin di Myanmar utara belakangan ini meruncing. Pasukan pemerintah Myanmar telah menggunakan pesawat dan helikopter perang untuk menyerang basis kelompok Kachin. Konflik di daerah tersebut telah menarik perhatian dunia. AFP pada Jumat lalu (4/1) melaporkan, organisasi yang didirikan pengusaha Myanmar bernama Regu Pencipta Perdamaian dan sebuah LSM dari Provinsi Kachin bersama mengimbau Aung San Suu Kyi untuk campur tangan dalam pengengahan konflik tersebut.
Pakar Myanmar mengatakan, penolakan Suu Kyi mencerminkan rumitnya masalah etnis di Myanmar, dan Suu Kyi tidak mau mencampuri kesulitan ini. Dalam kerusuhan Provinsi Rakhine, sikap simpati Suu Kyi terhadap etnis Rohingya telah menerima kritik dari partai kebangsaan Rakhine. Yang patut dicatat, Suu Kyi yang merupakan Ketua Partai Oposisi dan anggota Parlemen tidak memiliki kekuasaan untuk campur tangan dalam konflik etnis, kecuali Presiden Myanmar secara khusus membentuk komisi tingkat federal di parlemen Myanmar, atau memberi mandat pada Suu Kyi untuk melakukan perundingan.
Sementara itu, pemerintah Myanmar juga menyatakan harapan untuk mencapai perdamaian di dalam negeri. Harian New Light of Myanmar kemarin (6/1) secara khusus melaporkan pertemuan antara Presiden Myanmar U Thein Sein dengan Ketua Karen National Union (KNU) yang baru terpilih. Kepala Kantor Kepresidenan Myanmar selaku penanggung jawab utama perundingan perdamaian Myanmar U Aung Min juga mengikuti pertemuan tersebut. Suku Karen adalah suku minoritas terbesar di Myanmar. KNU juga merupakan salah satu kekuatan bersenjata yang pernah berperang dengan pemerintah Myanmar dalam waktu yang paling panjang.
Pemerintah Myanmar telah menandatangani 13 butir perjanjian perdamaian dengan KNU pada April 2012. Dalam pertemuan tersebut, Thein Sein menekankan pentingnya perdamaian terhadap masa depan negara. Dia mengatakan, parlemen Myanmar telah memiliki semua wakil dari suku minoritas. Parlemen harus menjadi arena terakhir untuk mengadakan perundingan politik dengan suku minoritas. Thein Sein juga menyatakan, pemerintah Myanmar berupaya untuk mencapai perdamaian yang permanen dan berkelanjutan. Masalah perdamaian tidak akan diselesaikan apabila tidak ada sikap saling percaya dan saling memahami.
Dalam pertemuan tersebut, Thein Sein juga menyatakan, pemerintah Myanmar selalu berupaya untuk mencapai kesepahaman dengan Pasukan Independen Kachin agar mencapai gencatan senjata dan melangkah menuju perdamaian. Pakar menyatakan, pertemuan antara Presiden Myanmar dengan pemimpin KNU bertujuan untuk memberi sinyal perundingan damai kepada Pasukan Independen Kachin.