Tahap pencalonan Dirjen WTO telah selesai, dan proses penentuan jabatan tersebut telah memasuki tahap kedua. WTO adalah lembaga ekonomi perdagangan terbesar dunia. Dunia tentu memperhatikan siapa yang akan menjadi 'penguasa' organisasi tersebut dalam empat tahun mendatang. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Mari Elka Pangestu menjadi salah satu dari sembilan kandidat.
Masa jabatan Pascal Lamy sebagai Dirjen WTO akan berakhir paad akhir Agustus. Prosedur pengangkatan Dirjen baru perlu dimulai sembilan bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Dirjen saat ini, sedangkan kandidat terakhir akan dipilih dalam tiga bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.
Sembilan kandidat Dirjen baru WTO diajukan oleh sembilan negara sepanjang bulan Desember 2013. Kesembilan negara asal kandidat itu antara lain Ghana, Kosta Rika, Selandia Baru, Kenya, Yordania, Meksiko, Indonesia, Korsel, dan Brasil.
Menurut peraturan tidak tertulis, Dirjen WTO harus dilantik secara bergiliran antara negara maju dan berkembang, serta berasal dari kawasan berbeda. Sejak terbentuknya WTO, lima Dirjen yang telah menjabat masing-masing berasal dari Irlandia, Italia, Selandia Baru, Thailand, dan Perancis. Menurut pakar, dapat dipastikan Dirjen selanjutnya akan berasal dari negara berkembang atau emergingt, dan kemungkinan sangat besar berasal dari Amerika Latin dan Afrika.
Menurut opini media, Meksiko mungkin sangat sulit mendapat dukungan negara-negara Amerika Latin. Ini karnea Meksiko adalah negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), sedangkan warga Meksiko juga menjabat sebagai Sekjen OECD. Selain itu, Meksiko juga menetapkan banyak standar kebijakan ekonomi dan perdagangannya dengan AS.
Menurut peraturan tak tertulis lainnya, Dirjen WTO harus pernah menjabat tingkat Menteri atau pejabat senior organisasi internasional, seperti halnya kelima Dirjen WTO sebelumnya. Maka di antara tiga calon dari Amerika Latin, Gonzalez lebih diunggulkan.
Media juga menganalisa, Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan mungkin menjadi calon Sekjen Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD), sedangkan kecil kemungkinan jika terjadi dua kandidat dari Afrika dalam waktu bersamaan menjabat sebagai petinggi UNCTAD dan WTO. Faktor tersebut juga akan memengaruhi persaingan pemilihan Dirjen WTO.
Analis berpendapat, siapa pun yang menjadi Dirjen WTO selanjutnya akan menghadapi tugas yang tidak ringan.