Pasukan Bela Diri Jepang kemarin (13/1) menggelar latihan penerjunan pasukan dalam misi merebut pulau yang diduduki musuh. Latihan perang disaksikan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera. Latihan militer itu digelar Jepang di tengah ketegangan hubungan dengan Tiongkok gara-gara masalah Pulau Diaoyu, sehingga media menilai latihan ini memiliki target yang jelas.
Pasukan Bela Diri menggelar latihan terbuka pada bulan Januari setiap tahun, tetapi ini untuk pertama kalinya mereka mengadakan simulasi perang dengan materi "merebut kembali pulau lepas pantai yang diduduki musuh".
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera memberikan justifikasi atas latihan militer itu. Ia mengatakan, peluncuran rudal oleh Korea Utara dan patroli kapal pengawas maritim Tiongkok di perairan Pulau Diaoyu telah menghadapkan Jepang pada situasi keamanan yang semakin serius. Itsunori mengusulkan pemberdayaan Palsukan Bela Diri dan revisi Pedoman Program Pertahanan Jepang. Menanggapi patroli pesawat pengawas maritim maupun pesawat militer Tiongkok di udara sekitar Pulau Diaoyu, Itsunori menyatakan, Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang telah mengerahkan pesawat tempur untuk menghadapinya. Hal ini adalah aksi yang normal, dan bukan untuk memprovokasi Tiongkok.
Sejak berkuasa, Shinzo Abe telah menunjukkan sikap positif untuk merevisi konstitusi untuk memberikan hak bela diri kolektif bagi Jepang, sehingga Jepang bisa secara legal mengirim Pasukan Bela Diri ke luar negeri dalih adanya serangan terhadap negara sekutu. Shinzo Abe menyatakan akan berkunjung ke AS pada Februari, dan memberitahukan keputusan Jepang pada Presiden Barack Obama untuk mengintensifkan diskusi tentang revisi hak bela diri kolektif. Abe menyatakan, pemberian izin kepada Pasukan Bela Diri untuk melaksanakan hak bela diri kolektif sebagai "garis besar kabinet Shinzo Abe". Ia menyatakan akan membahas kemungkinan pengaruh terhadap persekutuan Jepang dan AS serta situasi regional. Selain itu, Shinzo Abe juga akan menjelaskan rencana Jepang untuk meningkatkan anggaran belanja militer melalui revisi Pedoman Program Pertahanan Jepang.
Saat ini Jepang masih giat meningkatkan kerja sama pertahanan dan keamanan dengan AS, Australia, serta Korea Selatan, India, dan negara-negara ASEAN. Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida kemarin menggelar pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Australia Robert John Carr, dan telah mencapai kesepakatan tentang peningkatan kerja sama bidang keamanan.
Publik berpendapat, baik Jepang maupun Australia bermaksud meningkatkan kerja sama dengan AS di bidang keamanan untuk membendung Tiongkok yang semakin aktif di lautan.