Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan, ASEAN bukan persekutuan militer. Indonesia dan Tiongkok bekerja sama dengan berlandaskan prinsip saling menghormati, sama derajat, dan saling menguntungkan. Antara Indonesia dan Tiongkok telah terjalin hubungan persahabatan layaknya saudara, tetapi ini bukan sekutu militer. Komunikasi dan kontak antara angkatan bersenjata kedua negara adalah untuk meningkatkan persahabatan, serta demi perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik.
Sjafrie mengatakan, kedua pihak telah meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan berdasar Deklarasi Hubungan Kemitraan Strategis 2005 dan Program Aksi 2010. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah mencapai hasil signifikan di bidang pertahanan. Pasukan komando khusus kedua negara telah dua kali menggelar latihan antiteror bersama. Selain itu, kedua negara juga melakukan kerja sama di bidang pengembangan dan produksi serta alih teknologi di bidang industri pertahanan.
Sjafrie menyatakan, adalah wajar bagi Tiongkok yang meningkatkan anggaran belanja untuk membela kedaulatan dan keutuhan wilayah. Sjafrie mengatakan, Tiongkok yang tumbuh dengan laju dua digit adalah motor penggerak ekonomi dan perdagangan, sekaligus pusat ekonomi regional. Indonesia mengapresiasi hasil yang dicapai Tiongkok, dan memandang pertumbuhan Tiongkok telah membawa peluang bagi Indonesia, yang patut belajar dari pengalaman Tiongkok dalam pembangunan negara.
Sjafrie Sjamsoeddin juga mengatakan, dilihat dari jumlah populasi dan GDP, adalah wajar bagi Tiongkok untuk meningkatkan anggaran belanja militer demi membela kedaulatan dan keutuhan wilayah. Sjafrie menegaskan, "Tiongkok memiliki hak untuk mengembangkan pertahanan diri, sedangkan Indonesia memiliki pendirian yang sama dengan Tiongkok dalam hal ini."
Kunjungan Sjafrie Sjamsoeddin ke Tiongkok adalah untuk menghadiri Pertemuan Keamanan Pertahanan Tiongkok-Indonesia yang kelima. Pertemuan dipimpin oleh Sjafrie Sjamsoeddin selaku Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dan Qi Jianguo selaku Wakil Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok pada hari Kamis lalu (10/1). Sjafrie menyatakan, dalam pertemuan ini telah tercapai banyak kesepakatan tentang peningkatan kerja sama antara angkatan bersenjata kedua negara, termasuk peningkatan komunikasi pejabat militer, khususnya kunjungan timbal balik tingkat tinggi; peningkatan latihan bersama; pembinaan mekanisme dialog antara Angkatan Laut kedua negara, dan lain sebagainya. Angkatan bersenjata kedua negara perlu meningkatkan mekanisme dialog yang ada saat ini untuk menghadapi ancaman keamanan yang bersifat tradisional maupun non tradisional. Kedua negara perlu meningkatkan kerja sama pragmatis untuk memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan.
Wakil Ketua Komisi Militer Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok Fan Changlong Jumat lalu (11/1) menggelar pertemuan dengan Sjafrie di Beijing. Fan Changlong menyatakan, Tiongkok memandang penting hubungan angkatan bersenjata dengan Indonesia. Tiongkok mengharapkan peningkatan kepercayaan strategis dan kerja sama pragmatis dengan Indonesia.
Sjafrie mengatakan, kelancaran pertemuan tidak terpisahkan dari dukungan tentara Tiongkok. Indonesia dan Tiongkok telah mencapai kemajuan pesat dalam kerja sama dan komunikasi di berbagi bidang. Indonesia berupaya meningkatkan kerja sama militer demi meningkatkan hubungan kemitraan strategis bilateral dengan Tiongkok.