Menurut laporan dari media setempat, pasukan Aljazair kemarin (19/1) melancarkan serangan final terhadap elemen bersenjata yang menduduki Tanah Gas Alam Amenas Aljazair.Dalam serangan tersebut, 11 penculik dan 7 sandera warga asing tewas. Dengan demikian, totalnya 23 sandera tewas dalam seluruh operasi penyelamatan.
Kantor berita resmi Aljazair kemarin (19/1) melaporkan, pasukan khusus Aljazair dalam serangan final kemarin menembak mati 11 orang penculik, namun 7 sandera warga asing sisanya juga dibunuh oleh penculik. Krisis penyanderaan kali ini diselesaikan secara tragedis. Sementara itu, jumlah korban sandera dan identitasnya akan dikonfirmasikan.
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri Aljazair, sejak pasukan Aljazair melakukan operasi penyelamatan hari Kamis lalu, totalnya 685 warga Aljazair dan 107 warga asing diselamatkan, 32 elemen bersenjata ditembak mati, serta 23 sandera tewas. Namun pemerintah Aljazair belum mengungkapkan kewarganegaraan 23 sandera yang tewas tersebut. jumlah korban tewas warga asing mungkin akan bertambah karena pasukan Aljazair menemukan 15 jenazah yang terbakar dalam pelacakan antara Jumat malam dan Sabtu pagi, dan identitas 15 jenazah tersebut masih belum dikonfirmasikan.
Meskipun pasukan Aljazair telah menyelamatkan kebanyakan sandera, tapi sejumlah besar sandera tewas dalam pertempuran. Sementara itu, pihak militer Aljazair belum berdiskusi dengan negara-negara terkait sebelum menjalankan operasi penyelamatan. Maka, aksi penyelamatan Aljazair tersebut mengundang kritik dari negara-negara tersebut.
Menurut laporan AFP, Aljazair menolak permintaan NATO untuk membantu menyelamatkan sandera , malah melakukan operasi militer tanpa konsultasi dengan negara-negara terkait. Tindakan Aljazair tersebut mengundang kritik dari negara-negara terkait. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kemarin (19/1) mengecam peristiwa penyanderaan tersebut, sekaligus mengkritik Aljazair terburu-buru menlancarkan operasi militer yang tidak memprioritaskan keselamatan para sandera.
Industri minyak Aljazair berkemungkinan besar terpukul akibat krisis penyanderaan kali ini. Menurut data statistik, 75 persen pendapatan pemerintah Aljazair berasal dari minyak dan gas alam. Aljazair mengadakan kerja sama dengan negara-negera Barat dalam eksplorasi kebanyakan tanah migas domestik. Maka reputasi pemerintah Aljazair dalam pemeliharaan keamanan terhadap modal asing akan terrugi karenaelemen bersenjata dapat dengan mudah menduduki tanah migas.