Dewan Keamanan PBB kini sedang mengadakan pembahasan mengenai langkah tanggapan terhadap uji coba nuklir ketiga Korea Utara. Menurut laporan media Korea Selatan kemarin, Korsel mungkin akan bersama AS dan Jepang menyusun langkah sanksi sendirian terhadap Korut, sebelum serah-terimanya kekuasaan pemerintah pada tanggal 25, bulan ini.
Isi sanksi tersebut tidak banyak diungkapkan, terutama termasuk melarang semua lembaga finansial yang berbisnis dengan Korut berbisnis dengan lembaga AS, melarang semua kapal yang berlabuh di pelabuhan Korut bersinggah di pelabuhan ketiga negara tersebut.
Tokoh-tokoh terkait pemerintah Korsel menyatakan, bahwa yang paling penting ialah mengekang pengembangan teknologi nuklir dan peluru kendali Korut, melumpuhkan masuknya materi dan dana terkait ke Korut. Maka perlu diambil tindakan sanksi sepihak yang berefisiensi tinggi dan cukup mudah memperoleh kerja sama negara lain. Analis berpendapat, bahwa pemerintah Korsel dengan buru-buru mengeluarkan tindakan sanksi sepihak, selain berharap menciptakan iklim opini yang kondusif bagi serah-terimanya kekuasaan presiden, di pihak lain juga menunjukkan pemerintah Korsel khawatir DK PBB tidak dapat secepatnya mengeluarkan mosi yang terkait.
Setelah diadakannya uji coba nuklir Korut, himbauan di Korsel untuk meningkatkan persenjataan bahkan menuntut pengembangan senjata nuklir semakin banyak.
Berkenaan itu, Mantan Menteri Pertahanan Korsel, Kim Jang-soo menyatakan, bahwa Korea Selatan harus bersikap berhati-hati pada masalah sensitif yang berkaitan erat dengan kepentingan negara, jangan mengeluarkan pendirian pembentukan mekanisme senjata dengan sembayangan. Sementara itu, Jubir Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok dalam jumpa pers menyatakan, bahwa Korsel degnan teguh mempertahankan non-proliferasi nuklir Semenanjung, dan kini belum dipertimbangkan pendatangan senjata nuklir taktis dari AS. Dia menyatakan, bahwa Korsel sedang berupaya membentuk sistem pertahanan peluru kendali yang mandiri dan sistem ofensif yang beraneka-ragam demi menanggapi provokasi dari luar.