People's Daily: Harian The Financial Times belum lama ini memuat artikel yang mengutip laporan Bank HSBC dan perusahaan konsultasi Oxford Economics. Laporan itu mengatakan negara-negara emerging market tengah berkembang dengan kecepatan yang menakjubkan. Laporan itu mengatakan pertumbuhan ekspor India, Vietnam dan Tiongkok meningkat tajam dan laju pertumbuhan ketiga negara tersebut dalam 7 tahun ke depan akan mencapai belasan persen. Menurut laporan itu, peningkatan ekspor negara-negara emerging market dalam 20 tahun ke depan akan mendorong pertumbuhan ekonomi global dan "mengatur kembali struktur perdagangan internasional."
Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) pada akhir bulan lalu mengeluarkan sebuah laporan yang berjudul Rantai Nilai dan Perkembangan Global: Investasi dan Perdagangan Penambahan Nilai dalam Ekonomi Global. Menurut laporan itu, banyak negara berkembang termasuk negara yang termiskin yang berangsur-angsur berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi global. Proporsi perdagangan penambahan nilai di negara-negara berkembang dalam volume global telah meningkat dari 20 persen pada 1990 menjadi 30 persen pada 2000。 Saat ini, angka tersebut telah melebihi 40 persen. Proporsi perdagangan penambahan nilai dalam Produk Domestik Bruto (PDB) di negara-negara berkembang rata-rata mencapai 28 persen, sedangkan proposi itu di negara-negara maju hanya tercatat 18 persen.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menghadiri Forum Pengembangan Ekspor Dunia 2012 mengatakan belasan tahun yang lalu, negara-negara maju telah menyumbangkan nilai hasil produksi sebanyak 70 persen kepada ekonomi dunia, sedangkan tingkat sumbangan negara-negara berkembang hanya 20 persen. Akan tetapi, keadaan saat ini telah jauh berbeda. Proporsi agregat ekonomi negara-negara berkembang untuk hasil produksi global terus meningkat dan kini mencapai 33 persen pada 2001. Angka tersebut telah mencapai 46 persen pada 2011 dan terus memelihara momentum yang naik. Sumbangan Tiongkok, India, Indonesia, Korea Selatan, Brasil, Meksiko dan Turki terhadap ekonomi dunia sangat besar. PDB di 7 negara tersebut pada 2000 hanya mencakup 13 persen dari nilai produksi dunia, namun pada 2011, angka itu telah menjadi 25 persen.