Pemerintah Jepang baru-baru ini mengumumkan akan berpartisipasi dalam perundingan TPP. Kalangan ekonomi setempat umumnya menyambut keputusan tersebut. Kelompok ekonomi Jepang juga menilai tinggi tindakan Shinzo Abe tersebut, dan menyatakan akan mendukung pekerjaan perundingan pemerintah Jepang. Namun tindakan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran kalangan pertanian Jepang. Lebih-lebih sejumlah penanam beras setempat menyatakan marah, dan menyatakan kesengsaraan masih akan ada di masa mendatang. 3 hari sebelumnya, Asosiasi Pertanian Jepang di pusat Kota Tokyo mengadakan kegiatan untuk menentang Jepang berpartisipasi dalam perundingan TPP, sekitar 4 ribu orang termasuk 200 anggota kabinet mengikuti kegiatan tersebut.
TPP adalah persetujuan perdagangan bebas multilateral yang bertujuan membentuk zona perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik. Negara-negara peserta termasuk AS, Australia, Singapuran, Malaysia. Hingga kini telah terdapat 11 negara berpartisipasi dalam perundingan TPP. Perundingan TPP dimulai sejak 2010 dengan disponsori oleh AS.
Sikap media Jepang pada masalah tersebut juga berbeda-beda. Harian Asahi Shimbun menyatakan, TPP dapat mendorong ekonomi Jepang kembali ke jalur pertumbuhan, meski ini akan memberi pengaruh negatif pada pertanian, namun melalui ekspor produk industri dan mempercepat reformasi sistem domestik Jepang, dapat dinantikan strategi pertumbuhan dalam kebijakan ekonomi Shinzo Abe.
Namun Kantor Berita Kyodo menunjukkan, negosiasi TPP bukan hanya meliputi tarif, tapi juga peraturan-peraturan terkait domestik Jepang, antara lain, hambatan non-tarif, keamanan makanan dan pengobatan yang langsung mempengaruhi kehidupan rakyat Jepang, maka masyarakat tidak dapat menghindari kekhawatirannya. Jika terdapat kesalahan pengarahan, tidak hanya akan memukul pemerintah Shinzo Abe, tetapi juga mungkin memberi beban berat kepada rakyat Jepang.
Beberapa tahun ini, kalangan industri ekonomi dan pertanian selalu berdebat mengenai masalah ini, yaitu apakah Jepang lebih baik berpartisipasi dalam perundingan TPP.
Pemerintah Jepang Jumat lalu mengumumkan hasil penilaian analisa mengenai pengaruh setelah ikut serta dalam perundingan TPP. Hasil menunjukkan, bahwa pertumbuhan dan perangsangan ekspor produk industri akan memberi keuntungan sebesar US$31,75 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang. Namun di pihak lain, produksi pertanian diperkirakan akan dikurangi US$31,5 miliar. Mayoritas tokoh-tokoh pasar finansial Jepang berpendapat, penilaian tersebut kurang dapat dipercaya. Dengan dipengaruhi hasil perundingan dan perubahan kurs, kerugian dan keuntungan yang benar akan tetap sulit dihitung.