Perdana Menteri baru Tiongkok Li Keqiang dan empat Wakil Perdana Menteri Tiongkok kemarin pagi (17/3) mengadakan jumpa pers setelah sidang pertama Dewan Nasional ke-12 KRN ditutup. Li Keqiang menjawab 11 pertanyaan mengenai reformasi lembaga pemerintah, target pemerintahan, urbanisasi dan hubungan luar negeri.
Ketika menjawab pertanyaan mengenai target pemerintahan dan masalah utama yang harus diselesaikan dalam masa bakti pemerintahan baru, Li Keqiang mengemukakan 3 hal, yakni mengembangkan ekonomi secara berkelanjutan, memperbaiki kesejahteraan rakyat dan mendorong keadilan sosial. Bersamaan dengan ketiga hal tersebut adalah 3 jaminan, yakni membangun pemerintah yang inovatif, bersih dan bertata hukum. Berkenaan itu, Wakil Kepala Balai Riset Pembangunan Dunia Pusat Riset Pembangunan Dewan Negara Ding Yifan berpendapat,
"Ketiga hal itu berhubungan erat. Tanpa perkembangan ekonomi dan perkembangan sosial, berbagai masalah lain akan muncul. Memelihara keadilan sosial akan lebih sulit tanpa perkembangannya, karena dalam keadaan itu, semua orang mengejar kepentingannya sendiri. Distribusi akan menjadi sulit tanpa adanya peningkatan keuntungan. Namun, jika keadilan sosial tidak terjamin, inisiatif umum akan terdampak dan itu akan mengganggu pertumbuhan ekonomi."
Dalam jumpa pers, Li Keqiang berulang kali menyinggung satu kata, yaitu "reformasi". Ding Yifan berpendapat reformasi adalah sebuah titik penopang penting bagi perkembangan ekonomi dan sosial Tiongkok yang berkelanjutan di masa depan. Meski reformasi saat ini menghadapi banyak rintangan dan kesulitan, Ia telah melihat keberanian dan aksi nyata pemerintah baru untuk menghadapi tantangan tersebut.
Dalam beberapa kali jumpa pers Perdana Menteri, politik luar negeri Tiongkok selalu menjadi salah satu titik fokus media mancanegara. Tahun ini, ketika menyinggung hubungan Tiongkok-AS, Li Keqiang mengatakan pemerintah baru Tiongkok bersedia membangun hubungan negara besar tipe baru bersama dengan pemerintah Obama. Ia menekankan, di antara Tiongkok dan Amerika terdapat persamaan kepentingan dan itu akan melampaui perselisihan antara kedua negara. Berkenaan itu, Kepala Kantor Riset Masalah Internasional Tiongkok Qu Xing mengatakan,
"Hubungan antar negara besar tipe baru tidak seperti apa yang dikatakan dulu, yaitu jika sebuah negara berkembang bangkit, itu akan merusak tata tertib yang ada dan akan terjadi bentrokan kepentingan dengan negara besar, sehingga dapat menimbulkan perang dan merusak perdamaian. Hubungan antar negara besar yang dianjurkan Tiongkok adalah kedua pihak harus melawan pikiran tradisional dan menciptakan sebuah lingkungan yang menguntungkan kepentingan semua pihak. "
Li Keqiang dalam jumpa pers secara khusus menanggapi opini umum dunia terhadap Tiongkok. Ia mengatakan jalan modernisasi Tiongkok masih panjang dan Tiongkok akan selalu berkomitmen untuk menempuh jalan pembangunan yang damai dan mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah Tiongkok.