XINHUA: Utusan Khusus Presiden AS Barack Obama, Menteri Keuangan Baru Jacob Lew hari Selasa dan Rabu kemarin mengunjungi Tiongkok. Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang secara terpisah menemui Jacob Lew. Pada kesempatan tersebut, Xi Jinping menunjukkan, pihak Tiongkok bersedia berupaya bersama dengan pihak AS membentuk hubungan kemitraan kerja sama Tiongkok-AS dari sudut strategi dan jangka panjang untuk menemukan sebuah jalan hubungan negara besar berpola baru. Obama sebelumnya menyatakan, hubungan AS-Tiongkok tengah menghadapi peluang historik untuk menetapkan arah masa depan, sementara berharap berupaya membentuk hubungan negara besar berpola baru di atas dasar persaingan sehat dan bukan pertarungan strategis.
Dikabarkan, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry akan mengunjungi Tiongkok pada pertengahan bulan depan. Analis menyatakan, anggota Kabinet baru Obama baru-baru ini mengadakan kontak intens dengan Tiongkok. Ini menunjukkan perhatian besar pihak AS terhadap hubungannya dengan Tiongkok. Kedua pihak diperkirakan akan merancang peta jalan baru bagi perkembangan hubungan Tiongkok-AS pada masa depan.
Pembentukan hubungan negara besar berpola baru Tiongkok-AS memiliki dasar yang baik. Melalui perkembangan puluhan tahun, hubungan Tiongkok-AS kini menjadi salah satu hubungan paling penting dan paling dinamis di dunia. Kepentingan kedua negara bercampur baur dan terus diperdalam sehingga menciptakan syarat kondusif bagi pembentukan hubungan negara besar berpola baru. Hubungan ekonomi dan dagang kedua negara juga sangat luas dan mendalam, kedua pihak menjadi mitra dagang kedua terbesar bagi pihak lainnya. Volume perdagangan kedua negara tahun lalu mencapai sekitar $500 miliar dan terus menunjukkan potensi perkembangan; Tiongkok dan AS juga telah menetapkan mekanisme hubungan tingkat tinggi dan konsultasi dialog, pertukaran personel dan kebudayaan antara kedua pihak terus diperluas serta hubungan militer juga telah kembali ke jalan normal. Selain itu, Tiongkok dan AS terus mengadakan koordinasi dan kerja sama pada serangkaian masalah yang menjadi perhatian internasional dan regional.
Jajaran pimpinan baru Tiongkok dan AS juga telah mencapai pengertian bersama mengenai pembentukan hubungan negara besar berpola baru. Presiden Xi Jinping dalam pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Obama membenarkan bahwa pihak Tiongkok akan mencurahkan upaya dalam pembentukan bersama hubungan kemitraan kerja sama antara Tiongkok-AS. Meski kedua negara menghadapi peluang baru dalam membentuk hubungan negara besar berpola baru, itu juga membutuhkan upaya bersama kedua pihak untuk mengatasi berbagai tantangan. Di antara Tiongkok dan AS terdapat banyak perbedaan, seperti dalam hal sistem sosial, tahap perkembangan serta sejarah, kebudayaan dan tradisi, juga terdapat banyak perselisihan di bidang ekonomi dan perdagangan, politik dan isu-isu yang menyita perhatian dunia, terlebih lagi prasangka yang kerap dituduhkan oleh sejumlah tokoh kalangan politik dan media AS.
Selain itu, media AS jugaperiodic kerap merekayasa dan membawa-bawa argumentasi "ancaman Tiongkok" dan dengan cara penyimpangan dari kenyataan menghambat perkembangan Tiongkok. Contoh terbaru ialah belum lama ini, pihak AS mengeluarkan argumentasi ancaman peretas Tiongkok. Selain itu, campur tangan AS di bidang ekonomi melalui jalur politik juga semakin gencar. Dalam kampanye pemilihan presiden tahun lalu, dua partai AS terus menyudutkan Tiongkok pada masalah-masalah kurs, kesempatan kerja dan perdagangan. Sejumlah pakar AS berpendapat, hubungan militer juga menajdi hambatan dalam pembentukan hubungan negara besar berpola baru Tiongkok-AS.