Menikah karena Takut Kualat
  2013-03-21 13:37:51  CRI

Ada orang yang menikah karena cinta. Ada pula yang menikah karena terpaksa. Namun, bagaimana bila seseorang menikah untuk menyenangkan leluhur?

Sanele Masilela, seorang bocah berumur 8 tahun, dari Tshwane, Afrika Selatan, belum lama ini mengaku disuruh menikah oleh arwah kakeknya. Keluarga Sanele pun akhirnya menyanggupi permintaan aneh itu karena mereka takut kualat.

Siapakah mempelai wanita yang terpilih? Wanita itu adalah Helen Shabangu. Ia berumur 61 tahun, telah bersuami dan memiliki lima anak.

Tentu saja masyarakat di Tshwane terkejut melihat perbedaan umur antara mempelai pria dan wanita. Apalagi saat Sanele, dengan memakai jas berwarna perak, mencium Helen, yang lebih pantas jadi neneknya ketimbang istri.

Keluarga Sanele menenangkan masyarakat dengan menjelaskan bahwa pernikahan itu hanyalah ritual dan tidak mengikat secara hukum. Sanele memakai nama kakeknya, yang belum pernah merasakan ritual pernikahan selama hidupnya. Ibu Sanele mengatakan, "Dengan begini, kami telah menyenangkan leluhur."

Sanele dan Helen tidak menandatangani surat nikah dan tidak hidup bersama layaknya suami-istri. Selesai acara pernikahan, mereka berdua kembali ke kehidupan mereka masing-masing. Helen kembali tinggal bersama suami sahnya, sementara Sanele kembali menjadi murid SD.

Alfred (65), suami Helen, mengatakan, "Kami tidak ada masalah dengan pernikahan ini, tetapi masyarakat sangat terkejut." Sanele mengatakan Ia berharap bila waktunya tiba, Ia ingin menikah dengan wanita yang sepantaran dengannya.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040