KTT ASEAN ke-22 digelar di Bandar Seri Begawan, ibukota Brunei kemarin malam (24/4). KTT kali ini akan menfokuskan pada pembangunan persatuan ASEAN dan pencapaian perkembangan negara-negara ASEAN dalam rangka merampungkan Piagam ASEAN.
KTT ASEAN ke-22 akan dimulai secara resmi hari ini, dan mengangkat tema "Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan". Dalam KTT yang diadakan di Kamboja tahun lalu, para pemimpin negara anggota ASEAN telah berkomitmen membangun badan persatuan sebelum 31 Desember 2015. Oleh karena itu KTT kali ini akan khusus merundingkan mengenai pembangunan badan persatuan ASEAN. Para pemimpin delegasi akan mengadakan pembahasan mengenai tiga pilar Badan Persatuan ASEAN yakni Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan, tantangan serta solusinya. Para pemimpin delegasi konferensi juga akan bertukar pendapat mengenai masalah internasional dan regional, sementara juga merundingkan peranan yang dimainkan ASEAN dalam kerangka regional.
Sebagaimana diketahui , terdapat perbedaan yang tajam dalam perkembangan ekonomi dan sosial di antara negara-negara ASEAN. Ini menimbulkan banyak kesulitan dan tantangan dalam rencana pembangunan persatuan. Pada dasarnya, di antara tiga pilar Persatuan ASEAN, kesulitan yang dihadapi dalam persatuan ekonomilah yang relatif kecil, disamping perkembangannya yang paling cepat. Menurut rencana Persatuan Ekonomi ASEAN, hingga tahun 2015, ASEAN akan membentuk pasar dan basis produksi unilateral, bebas pajak, pergerakan individu dan aliran dana yang lebih bebas serta memadukan diri secara menyeluruh ke dalam sistem ekonomi global. Sejauh ini, ASEAN telah menyelesaikan 77,5 persen rencana Persatuan Ekonomi. Dalam KTT kali ini, para pemimpin negara anggota ASEAN akan merundingkan laporan rencana Persatuan Ekonomi, menjajaki langkah-langkah peningkatan pertukaran, mendorong mobilitas jasa dan aliran tenaga kerja secara bebas serta mengeluarkan sistem visa unilateral ASEAN.
Filipina sempat membawa masalah Laut Tiongkok Selatan ke KTT ASEAN, dimana KTT ASEAN pa kali ini juga menfokuskan pada masalah keamanan regional. Menurut laporan media setempat, masalah perselisihan kedaulatan Laut Tiongkok Selatan dan situasi Korut juga diajukan menjadi agenda KTT kali ini. Sebelumnya, Filipina menyatakan akan mengajukan kerja sama di bidang keamanan laut dan menuntaskan "Deklarasi Perilaku Laut Tiongkok Selatan".
Dalam rangka meningkatkan persatuan ASEAN, dan menghindari timbulnya lagi perselisihan dalam Konferensi Menlu ASEAN yang mengakibatkan kegagalan pembentukan komunike bersama, Presiden Indonesia SBY sebelum menghadiri KTT kali ini berturut-turut mengunjungi Singapura, Myanmar dan Brunei. Indonesia tidak berharap ASEAN berpecah-belah sebab masalah Laut Tiongkok Selatan dapat memperlamban proses integrasi ASEAN. Oleh karena itu kunjungan Presiden SBY ke tiga negara tersebut dipandang sebagai pendorongan penyelarasan antar anggota ASEAN. Sementara itu, Brunei sebagai Ketua Bergilir ASEAN juga berupaya mencapai tujuan yang sama. Bulan ini, Sultan Brunei berturut-turut mengadakan kunjungan ke Tiongkok, AS dan Filipina demi kelancaran pengadaan KTT kali ini.