Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin sore di Istana Kremlin menemui Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang datang berkunjung. Seusai pembicaraan, pemimpin kedua negara mengemukakan pernyataan bersama yang mengumumkan akan memulai pekerjaan penandatanganan perjanjian perdamaian Rusia-Jepang. Sementara itu, kedua pihak menandatangani beberapa persetujuan antar pemerintah, antara lain mencakup kerja sama ekonomi, dagang dan investasi bilateral, kerja sama antar daerah serta kerja sama di bidang-bidang kebudayaan, pengobatan dan olahraga.
Dalam pembicaraan, Putin menilai positif kemajuan hubungan Rusia-Jepang selama beberapa tahun ini, lebih-lebih perkembangan hubungan ekonomi dan dagang kedua negara. Namun, ia menunjukkan pula, bagi negara seperti Jepang dan Rusia, nilai perdagangan bilateral masih terlalu rendah dan perlu ditingkatkan lebih lanjut. Abe memuji Putin pintar memerintahkan negara dan Rusia terus berkembang dan Berjaya di bawah pimpinan Putin. Abe menyatakan pula, perkembangan kerja sama Rusia- Jepang juga tuntutan zaman dan tidak saja sesuai dengan kepentingan kedua negara, juga ada arti positif bagi perdamaian dan stabilitas kawasannya.
Patut disinggung, Shinzo Abe kemarin pagi juga secara khusus menyumbangkan bunga ke makam para pahlawan tanpa nama di dekat Istana Kremlin dan makam itu dibangun untuk para prajurit Tentara Merah Uni Soviet yang gugur dalam Perang Dunia II. Karena Abe sebelumnya pernah berjiazah ke Kuil Yasukuni di mana disembayangkan penjahat Perang Dunia Ke-2, perbuatan Abe tersebut dianggap pernyataan persahabatan kepada Rusia.
Isi pernyataan bersama Rusia-Jepang terutama mencakup arah perkembangan hubungan bilateral ke masa depan serta pendirian dan pandangan kedua pihak mengenai sejumlah masalah internasional yang penting. Dalam pernyataan bersama, pemimpin kedua negara menganggap bahwa itu tidak normal bagi Rusia dan Jepang masih belum menandatangani perjanjian perdamai 67 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia Ke-2. Demi perkembangan hubungan bilateral pada masa depan dan pembangunan kemitraan Rusia-Jepang yang luas pada abad ke-21, pemimpin kedua negara memutuskan untuk mendorong proses perundingan penandatanganan perjanjian perdamaian di atas dasar persetujuan dan berbagai dokumen yang telah dicapai dan menemukan konsep yang dapat diterima kedua pihak untuk diserahkan kepada pemimpin kedua negara untuk dibahas.