Berbagai kalangan Taiwan marah akan peristiwa nelayan Taiwan yang ditembak oleh kapal dinas Filipina. Beberapa hari ini, berbagai kalangan Taiwan terus protes. Pengguna jaringan internet Taiwan dan Filipina saling menyerang melalui situs web.
Menurut Taiwan, tempat kejadian adalah perairan zona ekonomi yang dimiliki Taiwan dan Filipina, di zona ini tidak dicapai persetujuan mengenai perikanan. Penanggung jawab Taiwan menyatakan bahwa kapal dinas Filipina seharusnya menyerang kapal penangkap ikan Taiwan yang tidak mempunyai senjata di bawah keadaan apa pun.
Menurut laporan media Taiwan, tahun-tahun terakhir ini, kapal penangkap ikan Taiwan sering dicegat dan diperas oleh kapal dinas Filipina. Pada Januari 2006, kapal penangkap ikan Taiwan dibajak oleh kapal Filipina. Meskipun seorang nelayan ditembak mati, namun pembunuh Filipina menolak untuk pergi ke Taiwan. Akhirnya insiden ini dibiarkan saja.
Tapi kali ini nelayan Taiwan lagi-lagi ditembak mati. Hal ini membuat berbagai kalangan Taiwan marah. Pemimpin Taiwan Ma Ying Jeou menyatakan bahwa penembakan terhadap nelayan adalah prilaku yang kasar dan berhati batu. Ia mendesak agar Filipina meminta maaf dan menghukum penembak serta membayar uang ganti rugi. Walikota Taipei, Hao Longbing selain mengecam keras kekerasan Filipina ini, ia juga mengumumkan bahwa pemerintah kota Taipei sementara akan menghentikan kegiatan komunikasi dengan kota-kota di Filipina.
Wakil Kantor Manila untuk Taiwan pernah meminta maaf kepada sanak keluarga Hong Shicheng. Tetapi, juru bicara Kantor pemimpin Taiwan Li Jiafei mengatakan bahwa kepresidenan Filipina menyangkal hal ini. Dalam hal ini, pemerintah Filipina dianggap tidak tulus. Ma Ying Jeou mengadakan rapat tingkat tinggi untuk mengajukkan empat butir permintaaan kepada pemerintah Filipina, termasuk permintamaafan, ganti rugi, menghukum penembak dan menjalankan perundingan mengenai persetujuan mengenai perikanan. Ia juga mengatakan bahwa mulai dari 12 Mei pukul 0, jika pemerintah Filipina tidak memberi reaksi atas masalah ini dalam 72 jam, Taiwan akan mengambil tindakan antara lain membekukan permohonan pekerja Filipina ke Taiwan.
Setelah kabar pemerintah Filipina menolak permintamaafan itu, pengguna internet Taiwan marah. Dikabarkan ada pengguna internet yang mendirikan jaringan Perang Keyboard, jika pengguna membuka halaman situs ini, situs ini akan menyerang situs web pemerintah Filipina. Dalam waktu 3 jam situs ini beroperasi, situs web kepresidenan Filipina, Kementerian Ekonomi Filipina segera macet dan tidak dapat digunakan. Pada tanggal 12 Mei, situs web Kantor Pemimpin Taiwan, Dinas Patroli Laut Taiwan juga diserang, dan IPnya diketahui dari Filipina.