Kemarin (26/05), Beirut, ibu kota Lebanon tertimpa serangan bom roket sehingga mengakibatkan lima orang cedera.
Diperkirakan, peristiwa ini ternyata berhubungan langsung dengan pidato Sekretaris Jenderal Partai Hezbollah Hassan Nasrallah. Dalam pidatonya, Hassan Nasrallah mengatakan bahwa mutlak tidak mengizinkan Suriah dikontrol oleh AS dan Israel. Ditekankannya, Patai Hezbollah akan berperang bergandengan dengan tentara pemerintah Suriah.
Setelah terjadinya serangan ini, seorang pemimpin dari Tentara Pembebasan Suriah mengatakan bahwa serangan ini adalah peringatan kepada Partai Hezbollah dan pemerintah Lebanon. Dia mengancam pula, jika pemerintah Lebanon tidak mencegah intervensi Partai Hezbollah terhadap krisis Suriah, serangan akan diperluas sampai ke daerah Lebanon lainnya.
Pada kenyataannya, seiring dengan ditundanya penyelesaian krisis Suriah, dampak negatif Lebanon dari krisis Suriah semakin menonjol. Di kota utara Lebanon, terdapat 30 orang tewas karena tembakan antara golongan pro dan kontra pemerintahan Bashar.
Pada tanggal 26, Yordania mengumumkan penyelenggaraan latihan militer dengan diikuti 17 negara antara lain AS, Inggris, Perancis, Kanada, Italia, Mesir dan Bahrain. Media Timur Tengah berpendapat bahwa tujuan latihan militer ini adalah untuk menangani situasi Timur Tengah yang kacau. Pada hari yang sama, Israel juga mengadakan latihan militer yang bermusahan dengan Suriah.
Menurut laporan media Timur Tengah, tokoh militer Israel bekangan ini mengungkapkan bahwa peluru kendali anti serangan udaran S-300 buatan Rusia mungkin sedang diangkut ke Suriah, ini akan memberi dampak yang serius kepada Israel. Israel sedang mencegah senjata ini dikontrol oleh Partai Hezbollah.
Analis berpendapat bahwa sikap militer Israel ini mungkin mempunyai niat lain, namun informasi ini menyatakan bahwa situasi di kawasan ini sedang berkembang kea rah yang membahayakan. Perluasan krisis Suriah sedang disebarkan ke negara-negara di sekitarnya, Jadi ketegangan dan goncangan di kawasan ini semakin mengkhawatirkan.