Li Keqiang: Hasil Kemenangan Perang Dunia II Tak Boleh Dirusak dan Disangkal
  2013-05-27 12:05:04  CRI

Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang kemarin pagi (26/5) dalam pidatonya bertempat di lokasi peninggalan Konferensi Postdam mengatakan, segala perkataan dan perbuatan yang mencoba menyangkal dan menutupi sejarah agresi Fasis tidak dapat diterima sesuai hokum keadilan. Hasil kemenangan Perang Dunia ke-2 tidak boleh dirusak ataupun disangkal.

Postdam terletak di bagian barat daya Berlin dan merupakan Ibukota Brandenburg Jerman. Pada tanggal 26 Juli tahun 1945, Menteri Luar Negeri Uni Soviet, AS dan Inggris mengemukakan Komunike Potsdam di kota ini, yang isinya mendesak Jepang menyerah, sementara membenarkan Manifes Kairo yang mengharuskan Jepang mengembalikan Taiwan, Kepulauan Penghu dan lainnya kepada Tiongkok. Kemarin pagi, Li Keqiang dalam pidatonya di tempat peninggalan Konferensi Postdam mengatakan,

Rekaman 1

"Tempat peninggalan Konferensi Postdam adalah sebuah tempat yang memiliki arti sejarah. Dari sini dikemukakan ultimatum kepada Fasis Jepang dan puluhan hari setelahnya Jepang mengumumkan menerima syarat Komunike dan menyerah tanpa syarat. Ini merupakan kemenangan rakyat Tiongkok, juga rakyat seluruh dunia.

Ia mengatakan, prinsip yang ditetapkan dalam Komunike Postdam adalah bagian penting tata tertib pasca perang yang perlu dipelihara, dan hasil kemenangan itu tidak boleh dirusak dan disangkal.

Li Keqiang menyatakan, sejarah adalah kenyataan objektif dan juga sebuah cermin. Hanya dengan memandang sejarah dengan sungguh-sungguh, baru dapat merintis masa depan.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040