China News Service: Badan Investigasi Negara Filipina mengusulkan penggugatan terhadap anggota pasukan pengawal maritim Filipina yang terlibat dalam penembakan nelayan Taiwan.
Penembakan itu terjadi pada 9 Mei lalu di Selat Bashi, perairan yang disengketakan Taiwan dan Filipina. Seorang awak kapal Guangdaxin 28 milik Taiwan yang bernama Hong Shicheng tewas tertembak. Ia berumur 65 tahun.
Presiden Filipina Benigno Aquino memerintahkan Badan Investigasi Negara Filipina untuk melakukan penyelidikan.
Badan Investigasi Negara Filipina telah mengumumkan nama-nama anggota pasukan pengawal maritim yang terlibat dalam penembakan tersebut, termasuk personel yang melepaskan tembakan.
Badan Investigasi Negara Filipina juga membantah perkataan seorang pasukan pengawal maritim Filipina yang mengatakan bahwa kapal nelayan Taiwan mencoba menabrak kapal dinas Filipina.
Sebelumnya, pasukan pengawal maritim Filipina mengatakan aksi pelepasan tembakan tersebut bertujuan untuk menghentikan kapal ikan Taiwan. Berkenaan dengan hal itu, Badan Investigasi Negara Filipina mengungkapkan bahwa personel Filipina yang melepaskan tembakan sama sekali tidak mengetahui dengan jelas di mana mesin kapal ikan Taiwan itu.
Sumber yang mengetahui hal ini menolak untuk mengungkapkan apakah Badan Investigasi Negara Filipina akan mengajukan gugatan terhadap anggota pasukan pengawal maritim atas tuduhan pembunuhan berencana atau pembunuhan. Menteri Menteri Kehakiman Filipina Leile de Lima mengatakan laporan Badan Investigasi Negara Filipina itu telah diserahkan kepada Presiden Aquino dan ia pun yang akan memutuskan apakah laporan itu akan diumumkan.
Yang patut dicatat ialah anggota-anggota pasukan pengawal maritim Filipina yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan nelayan Taiwan itu mungkin akan menghadapi gugatan pidana. Juru bicara Kantor Kepresidenan Filipina Edwin Lacierda juga berharap penyelidikan itu dapat meratakan jalan bagi penyelesaian ketegangan antara Filipina dan Taiwan.