Amerika Serikat (AS) dan Filipina kemarin(27/6) mulai mengadakan latihan militer bersama hingga 2 Juli di daerah perairan sekitar 108 kilometer sebelah timur Pulau Huangyan. AS dikabarkan telah mengirim kekuatan angkatan laut terkuat sepanjang sejarah manuver dengan Filipina. AS dan Filipina mengatakan latihan ini tidak ditujukan kepada Tiongkok. Namun analis berpendapat strategis AS yang "kembali ke Asia-Pasifik" telah ditanggapi negara sekutunya termasuk Jepang dan Filipina dan kemungkinan besar latihan tersebut ditujukan kepada Tiongkok.
AS telah mengirim 1.200 tentara dari Armada Pasifik dan beberapa kapal pendarat dan kapal perusak untuk latihan kali ini. Filipina juga mengirim kapal militer terbesarnya. Pakar militer Tiongkok Yin Zhuo menunjukkan bahwa latihan tersebut telah memperlihatkan sebuah sinyal yang jelas kepada dunia. Yin Zhuo mengatakan pihaknya yakin apabila terjadi persengketaan di Laut Tiongkok Selatan, maka AS akan memberi dukungan militer kepada Filipina.
Analis menunjukan bahwa AS menganggap latihan kali ini sebagai salah satu langkah penting untuk mencapai targetnya yang "kembali ke Asia-Pasifik." Maka itu AS mengirim tentara dengan jumlah terbanyak dalam sejarah manuver dengan Filipina. Profesor Zhang Zhaozhong dari Universitas Pertahanan Nasional Tiongkok mengatakan usai pertemuan Xi Jinping dengan Barack Obama, hubungan strategis Tiongkok-AS memang ditingkatkan, tetapi hal itu tidak berarti AS tidak akan memberikan tekanan kepada Tiongkok soal Laut Tiongkok Selatan.
Pakar militer Yin Zhuo menunjukkan belum lama ini, Filipina terus mempersoalkan masalah Terumbu Ren'ai dan Pulau Huangyan. Filipina bermaksud untuk menimbulkan masalah di Laut Tiongkok Selatan dan melakukan persiapan untuk KTT ASEAN selanjutnya, sehingga membesar-besarkan ancaman Tiongkok kepada negara lain dan memecah-belahkan hubungan kerja sama Tiongkok dengan negara-negara ASEAN.