Lima pria terperangkap di atas pohon selama tiga hari setelah mereka dikejar kawanan harimau di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Seorang kawan mereka tewas akibat serangan harimau tersebut.
Empat ekor harimau yang mengejar mereka masih menunggu di bawah pohon tempat kelima orang itu berlindung, sejak teman mereka diserang pada Kamis lalu (4/7/2013). Menurut keterangan polisi, mereka diserang setelah secara tidak sengaja membunuh anak harimau.
Mereka memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Leuser pada Selasa (2/7/2013) untuk mencari kayu alim, sejenis kayu yang berharga tinggi. Namun, mereka mengambil risiko dengan memasuki tempat-tempat terpencil, yang dihuni banyak harimau dan gajah.
Kelima orang itu memasang jebakan untuk rusa. Namun, yang terperangkap dan terbunuh justru adalah seekor anak harimau. Harimau dewasa yang marah kemudian berbalik menyerang para pencari kayu itu.
Pencari kayu yang tewas diketahui bernama David dan berusia 28 tahun. David terjatuh saat memanjat pohon di tengah malam untuk menghindari kejaran harimau, kemudian langsung tewas diterkam. Lima pria lainnya berlindung di atas pohon.
"Sampai saat ini empat ekor harimau masih mengepung orang-orang itu di bawah pohon.
Pihak berwenang mengirim tim yang terdiri dari 30 orang, termasuk anggota polisi dan tentara, Sabtu (6/7/2013). Sebelumnya sejumlah warga desa telah berusaha menolong para pencari kayu. Namun, mereka kembali setelah melihat harimau-harimau itu.
Pihak kepolisian setempat mengatakan, diperlukan waktu dua hingga tiga hari untuk bisa sampai ke lokasi tempat orang-orang itu terperangkap.
"Jika harimau-harimau itu masih berada di bawah pohon, kami mungkin harus menembak atau melumpuhkan mereka demi menyelamatkan lima orang itu," kata pihak kepolisian setempat .
Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser antara lain dihuni 5.800 orangutan Sumatera, juga gajah dan harimau. Namun, keberadaan mereka terancam akibat perburuan liar dan penebangan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Sementara itu, harimau Sumatera, harimau paling langka di dunia, juga termasuk hewan yang dilindungi. Diperkirakan jumlahnya hanya sekitar 400 hingga 500 ekor di habitat aslinya.