Pemilihan Senat Jepang digelar kemarin (21/7). Dikabarkan, partai koalisi yaitu Liberal Demokrat dan Partai Komei memenangkan pemilihan. Kedua partai memperoleh lebih dari separuh kursi yang diperebutkan. Dengan demikian, maka berakhirlah dominasi partai inkumben di Senat, sedang partai koalisi oposisi akan mulai menguasai Majelis Perwakilan dan Senat.
Pengamat berpendapat, Partai Liberal Demokrat menang dalam pemilihan Senat terutama berkat "kartu ekonominya". Dalam kampanye pemilihan, Shinzo Abe dalam pidatonya di berbagai tempat di seluruh negeri secara khusus memberi penjelasan dampak dari diterapkannya "ilmu ekonomi Abe" seperti menanjaknya harga saham, devaluasi Yen Jepang dan perbaikan kinerja perusahaan besar.
Analis berpendapat, setelah memenangkan pemilihan Senat, perkembangan persoalan dalam negeri dan hubungan luar negeri pemerintah Jepang akan lebih mengundang perhatian umum.
Pertama, apakah "ilmu ekonomi Abe" akan menunjukkan hasil secara berkelanjutan. Hal ini berpengaruh besar terhadap usia \ pemerintahan Abe ke depannya. Mantan Duta Besar Jepang untuk Tiongkok Uichiro Niwa menunjukkan, "ilmu ekonomi Abe" mungkin akan mengakibatkan kenaikan suku bunga obligasi Jepang dan akan berdampak pada ekonomi substansial Jepang. Masih perlu diamati apakah pemerintahan Abe dapat menurunkan efek samping "ilmu ekonomi Abe".
Kedua, apakah Shinzo Abe akan lepas kendali dalam masalah revisi UU. Menurut hasil survey yang dilakukan Kantor Kyoto Jepang bulan ini, semakin banyak warga Jepang menentang revisi UU. Banyak pemilih berharap agar partai-partai politik termasuk Partai Komei menghentikan dulu revisi UUD. Sejumlah pakar masalah Jepang meramalkan, apabila Abe bersikeras merevisi UU, maka ia akan kehilangan dukungan rakyat dan akan membahayakan kestabilan pemerintahan.
Ketiga, sanggupkah Abe menyelesaikan hambatan hubungan antara Jepang dan negara-negara tetangga? Seperti diketahui umum, hubungan Jepang dengan Tiongkok dan Korea Selatan selama beberapa waktu ini kurang harmonis akibat sengketa wilayah dan masalah sejarah. Dalam kampanye pemilihan, Abe kembali mengunjungi pulau-pulau di dekat Pulau Diaoyu. Banyak warga Jepang khawatir, tindakan Abe ini dapat memicu kemarahan negara tetangga.
Analis menunjukkan, apabila Abe terus melakukan provokasi atas masalah-masalah sensitif seperti masalah sejarah, persengketaan wilayah dan kebijakan pertahanan, maka ia akan kehilangan kepercayaan masyarakat internasional, dan juga akan mendatangkan banyak dampak negatif bagi perdamaian dan stabilitas di Asia Timur.