Temu wicara pengusaha Tiongkok dengan pengusaha negara-negara ASEAN digelar di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, Tiongkok selatan Jumat lalu (26/7). Temu wicara tersebut disponsori oleh China Public Diplomacy Association. Dalam pertemuan itu, beberara diplomat dari negara-negara ASEAN memaparkan keadaan di masing-masing negara dan mengajukan usulan kepada para investor Tiongkok yang berniat menanam modal di Asia Tenggara.
Konsul Jenderal Thailand di Nanning, Nyonya Chitraporn Arpornrat mengatakan Thailand sering dijuluki sebagai terminal negara-negara ASEAN karena memiliki infrastruktur termasuk fasilitas perhubungan yang sempurna. Thailand menjalankan kebijakan investasi yang bebas dan kebijakan moneter yang longgar, sehingga menjadi cukup menarik bagi investor Tiongkok. Ia memaparkan beberapa keunggulan yang dimiliki pasar Thailand. Arpornrat menyambut perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi ke Thailand.
Arpornrat mengatakan saat ini Thailand menggulirkan beberapa kebijakan yang preferensial bagi perusahaan modal asing, termasuk pengurangan atau pembebasan bea masuk yang dikenakan terhadap impor permesinan dan bahan mentah. Perusahaan asing juga dapat secara maksimal dibebaskan pajak pendapatan selama delapan tahun. Investor asing akan diizinkan untuk memegang hak kepemilikan tanah di Thailand. Selain itu, Thailand juga telah menyederhanakan prosedur visa bagi tenaga ahli dari luar negeri.
Diplomat dari Konsulat Myanmar di Nanning menjelaskan kebijakan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah Myanmar termasuk reformasi keuangan, kebijakan pembebasan pajak bagi investor asing serta pembebasan pajak terhadap komoditas tertentu yang diekspor.
Konsul Jenderal Laos di Nanning Phonekham Inthaboualy khusus menerangkan keunggulan Laos di bidang sumber daya alam. Ia mengatakan tingkat tutup hutan di Laos adalah sebesar 45 persen. Selain hutan rimba, Laos juga memiliki cadangan tambang yang melimpah, antara lain tambang besi, emas dan tembaga. Ia menyambut perusahaan Tiongkok untuk berkunjung dan berinvestasi ke Laos.
Kamboja yang unggul di bidang sumber daya manusia juga berusaha menyerap investasi Tiongkok. Konsul Kamboja untuk Nanning Keo Thoeun mengatakan jumlah penduduk di negerinya menerobos 14 juta jiwa, 51 persen di antaranya adalah kelompok usia kerja. Dibanding negara-negara lain di Asia, ongkos tenaga kerja Kamboja cukup rendah. Gaji untuk seorang buruh yang terampil rata-rata hanya US$ 60 per bulan.
Tiongkok merupakan mitra perdagangan terbesar bagi ASEAN, dan investasinya di negara-negara ASEAN masih terus meningkat. Hingga akhir Juni lalu, investasi dua arah antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN telah menerobos US$ 100 miliar. Investasi langsung Tiongkok di negara-negara ASEAN adalah US$ 30 miliar.