Negara Barat memiliki pendapat yang berbeda mengenai ekonomi Tiongkok. Beberapa analis berpendapat ekonomi Tiongkok akan melakukan pendaratan keras atau hard landing. Mereka juga memperkirakan bahwa Tiongkok akan mengalami krisis moneter. Namun, banyak pula media dan kalangan ekonomi Barat yang sangat optimis terhadap ekonomi Tiongkok.
Tiongkok menaruh perhatian besar pada perbedaan pendapat ini. Pertama, keluhan terhadap ekonomi Tiongkok adalah hal yang wajar. Karena Tiongkok telah menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia, maka keadaan ekonomi Tiongkok berhubungan erat dengan ekonomi dunia. Pada pertengahan tahun ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok melamban dan sejumlah masalah misalnya pengeluaran negara lebih diperhatikan. Karena itu, tidak heran jika hal ini menimbulkan kekhawatiran dunia.
Diskusi tentang apakah ekonomi Tiongkok akan mengalami pendaratan keras atau mengalami krisis dan kebangkrutan telah berkali-kali dibicarakan. Namun sejauh ini, hal itu masih belum terbukti. Pemimpin Tiongkok juga telah berkali-kali menerapkan kebijakan ekonomi yang dianggap mantap dan menjelaskan peta jalan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Karena itu, keyakinan masyarakat internasional terhadap ekonomi Tiongkok semakin besar.
Menurut media Inggris, melambannya ekonomi Tiongkok tidak mengkhawatirkan dan banyak pihak yakin bahwa Tiongkok mampu menghadapi situasi ini. Sedangkan besarnya investasi asing di Tiongkok juga mencerminkan keyakinan investor terhadap ekonomi Tiongkok. Data yang diumumkan Kementerian Perdagangan Tiongkok menunjukkan bahwa investasi AS dan Eropa di Tiongkok masing-masing meningkat 12,29 persen dan 14,68 persen.
Masyarakat internasional mempunyai keyakinan terhadap ekonomi Tiongkok karena operasi ekonomi Tiongkok yang mantap. Melambannya pertumbuhan ekonomi pada pertengahan tahun ini terjadi karena pengaturan kembali struktur ekonomi. Pemerintah Tiongkok mengatakan akan memelihara kebijakan agar ekonomi Tiongkok bertumbuh secara stabil.