Xiao Fang yang berumur 20 tahun sedang mencari pekerjaan ke Kota Fenghua pada tahun 2003 dan berkenalan dengan seorang lelaki bernama Xiao Mao yang lebih tua 7 tahun darinya. Pada tahun 2004, mereka menikah, tapi kehidupannya tidak begitu harmonis dan mereka selalu bertengkar. Keadaannya tidak membaik setelah anak putrinya dilahirkan pada tahun 2005. Kemudian mereka pisah ranjang pada tahun 2011.
Xiao Fang, sang isteri, mengeluh, ia sebelumnnya terus menjaga anak di rumah dan beberapa tahun ini baru mulai bekerja, maka pendapatannya tidak begitu banyak, sedangkan Xiao Mao, suaminya, kaya raya, tapi ia sama sekali tidak memedulikan anak dan istrinya, dan tahun-tahun ini keluarganya tidak bisa membeli rumah.
Terhadap keluhan isterinya, Xiao Mao bersikap cuek. Ia berpendapat, ia harus ada uang di tangannya karena berbisnis, apalagi ia juga menyerahkan sebagian uang sebagai biaya rumahnya.
Suami istri itu terus bertengkar gara-gara masalah uang.
Mengingat kondisi perkawinan anaknya, orangtua Xiao Mao ingin memberikan bantuan. Pada awal tahun 2012, ayah Xiao Mao mendesak mereka menandatangani sebuah kesepakatan mengenai uang.
Kesepakatan menetapkan, ayah Xiao Mao akan menyerahkan sebuah rumah kepada anak cucunya dan Xiao Mao harus menyerahkan 70 persen pendapatan gajinya kepada Xiao Fang, istrinya sebagai pengeluaran biaya kehidupan. Sedangkan, pendapatan Xiao Fang adalah sisa pendapatan keluarganya dan Xiao Fang akan melaporkan keadaan pengeluaran dan pendapatan keluarga pada akhir tahun.
Untuk menjamin kepentingan dirinya sendiri, Xiao Fang mengemukakan bahwa dalam kesepakatan itu harus ada tanggung jawab pelanggaran. Kalau ayah Xiao Mao gagal menyerahkan rumahnya kepada anak cucunya, mereka akan bercerai tanpa syarat dan Xiao Mao akan membayar uang pelanggaran 100 ribu yuan; kalau Xiao Mao tidak menyerahkan pendapatan gajinya dalam waktu satu tahun, mereka juga akan bercerai tanpa syarat dan Xiao Mao harus membayar 100 ribu yuan sebagai uang ganti rugi.
Setelah ditandatanganinya kesepakatan, Xiao Fang kembali tinggal di rumah itu. Suami istri itu mulai kehidupan baru.
Tapi tak lama kemudian, keadaannya berubah, setelah menyerahkan 70 persen pendapatan gaji beberapa bulan, Xiao Mao mulai mengurangi uang setorannya. Ini membuat Xiao Fang merasa sangat marah.
Pada bulan lalu, Xiao Fang mengajukan gugatan kepada pengadilan untuk bercerai dengan suaminya, sementara menuntut Xiao Mao membayar uang pelanggaran 100 ribu yuan itu.
Xiao Fang ngotot minta bercerai. Ia mengatakan, siapapun mempunyai rumah besar dan mobil, siapapub apa saja bisa lebih baik daripada keluarganya. Xiao Mao berpenghasilan sedikit dan sering tidak menyerahkan setoran tepat pada waktunya. Ia merasa tidak bisa tinggal bersama suaminya lagi.
Dengar omelan isterinya, Xiao Mao menjadi marah. Ia mengatakan, ia bukan orang kaya mendadak, uang yang diserahkannya tiap bulan cukup untuk kebutuhan keluarganya, apalagi ayahnya sudah menyerahkan rumahnya kepada putrinya. Ia menganggap bahwa istrinya terlalu maruk.
Hakim pengadilan mengatakan, kesepakatan mereka mengenai uang pelanggaran itu tidak legal. Kalau mereka berdua setuju bercerai, hanya tinggal menangani harta bersama.
Setelah mendengar itu, Xiao Fang tidak mau bercerai, dan meminta maaf kepada sumainya, Xiao Mao.
Melihat gelagat istrinya dengan cepat berubah sikap karena gagal meminta uang pelanggaran itu, Xiao Mao menganggap bahwa ia keberatan untuk terus tinggal bersama Xiao Fang yang mata duitan. Ia langsung meminta cerai.
Akhirnya, mereka bercerai. Harta bersama juga dipisahkan. 60 ribu yuan di antaranya dinyatakan milik Xiao Mao dan 30 ribu yuan dibayar kepada Xiao Fang. Anak putri mereka yang baru berumur 8 tahun dijaga oleh Xiao Mao.