Pasukan keamanan Mesir kemarin (17/8) berhasil menyerbu Mesjid al-Fath yang dipakai sebagai tempat berlindung peserta aksi demonstrasi pendukung Ikhwanul Muslimin. Seluruh pemrotes telah digelandang keluar mesjid. Kemarin, Perdana Menteri pemerintah transisi Mesir Hazem el-Beblawi menganjurkan membubarkan Ikhawnul Muslimin.
Dua hari yang lalu, setelah terjadi bentrokan antara pasukan Mesir dengan pengdukung Morsi, bekas perdana menteri Mesir di pusat kota Kairo, sejumlah pendukung Morsi melarikan diri ke Mesjid al-Fath dan tersembunyi di sana. Kemudian pasukan Mesir mengepung mesjid tersebut dan kemarin menyerbu.
Pihak mana secara terlebih dahulu melepaskan tembakan dalam insiden Mesjid al-Fath sejauh ini belum jelas.
Menurut berita Kantor Berita Reuter, ada milisi yang melepaskan tembakan dari jendela mesjid itu, kemudian pasukan membalas. Setelah baku tembak berlangsung satu jam, Mesjid al-Fath dikendalikan pasukan keamanan.
Menurut data yang diumumkan pihak resmi Mesir, terhitung kemarin, kerusuhan kali ini telah mengakibatkan 800 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang cedera. Berhubung ketegangan situasi dan kekerasan yang masih berlanjut saat ini, Perdana Menteri Mesir telah menganjurkan untuk membubarkan Ikhwanul Muslimin berdasarkan hukum.
Kemarin sore, Mostafa Hegazy, sebagai penasihat politik Presiden Sementara Mesir Adly Mahmud Mansour, sekali lagi menegaskan pendirian pemerintah, di mana menyatakan bahwa demonstrasi para pendukung Morsi bukan tindakan damai. Ditambahkannya, Mesir bukan negara lemah atau pengikut negara lain, negara manapun tidak mungkin mentolerir kekerasaan, dan Mesir berhak untuk menangani segala tindakan kekerasan.
Di bawah tekanan dan pukulan militer Mesir, sejauh ini Ikhwanul Muslimin belum mengeluarkan sikapnya seputar bentrokan akhir-akhir ini. Namun menurut sumber dari Titter dan Facebook yang disebar Ikhwanul Muslimin, putra pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie telah meninggal dalam bentorkan yang terjadi di lapangan Ramses, dua hari yang lalu.
Diberitkan, Jaksa Agung Mesir telah mengajukan dakwaan dengan nama kejahatan pembunuh dan tindakan teroris terhadap 250 pendukung Ikhwanul Muslimin.