Presiden AS Barack Obama pada Sabtu( 31/8) lalu di Gedung Putih menyatakan, dengan pertimbangan matang , dirinya telah memutuskan melancarkan serangan militer terhadap pemerintah Suriah. Sementara itu dinyatakan pula akan akan terlebih dahulu memperoleh kuasa dari Kongres. Kongres akan membahas permintaan Obama tersebut paling cepat pada tanggal 9 September. Menteri Luar Negeri AS John Kerry kemarin menyatakan, dalam hal ini, ia akan mendesak Kongres untuk memberi mandat terkait sedini mungkin.
Obama mengatakan, meski dia berhak melancarkan serangan terhadap Suriah tanpa persetujuan Kongres, namun pemberian kuasa Kongres dapat memperkukuh keputusannya, sekaligus memperlihatkan kebulatan tekad AS mengenai hal ini.
Kemarin malam Gedung Putih telah menyampaikan sebuah resolusi kepada Kongres, di mana memaparkan tujuan serangan kali ini adalah menekan, menghambat, mencegah dan mengurangi kemungkinan penggunaan senjata pemusnah massal, termasuk senjata kimia di masa depan.
Ketua Kongres AS John Boehner kemarin mengatakan, Kongres akan segera membahas resolusi tersebut pada tanggal 9 September, setelah berakhirnya reses Kongres AS.
Mayoritas anggota Kongres menyambut baik keputusan Obama tersebut, mereka berpendapat pemberian kuasa Kongres akan menambahkan dukungan publik bagi Obama.
Meski demikian, pihak oposisi Suriah menyatakan kecewa atas penundaan serangan AS.
Presiden Suriah Bashar al-Assad kemarin mengatakan, Suriah akan terus mempertahankan prinsipnya tanpa memedulikan ancaman agresi AS terhadap Suriah. Negaranya mampu menghadapi segala agresi dari luar. Ia menekankan, Suriah akan terus mencapai kemenangan agar dapat memulihkan keamanan dan stabilitas di seluruh negeri.
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faysal Mekdad mengatakan, pernyataan Obama dua hari lalu telah memperlihatkan keraguan dan kekhawatirannya pada masalah serangan militer terhadap Suriah. Ia mengatakan, terdapat keraguan, kekecewaan dan kebingungan dalam pidato Obama tersebut. Pemimpin manapun, bahkan presiden AS sekalipun, tidak cukup nyali untuk melancarkan agresi.
Sekjen PBB Ban Ki-moon kemarin telah melakukan kontak telepon dengan Ake Sellstrom, ketua tim penyelidik PBB untuk masalah penggunaan senjata kimia Suriah. Ban Ki-moon meminta untuk secepatnya mengadakan penyelidikan akurat atas insiden penggunaan senjata nuklir serta sampel yang diambil dari korban tewas. Sellstrom megatakan, pemeriksaan sampel terkait sedang diadakan berdasarkan standar tertinggi yang ditetapkan Organisasi bagi Larangan Senjata Kimia.
Komisioner PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) kemarin di Beirut mengatakan, sekitar 716 ribu pengungsi melarikan diri ke Lebanon. Angka tersebut bertambah sebanyak 130 ribu dibanding satu minggu lalu. Pengungsi-pengungsi tersebut sedang menantikan bantuan dan perlindungan dari pemerintah Lebanon dan organisasi PBB.