Yogyakarta Sebarkan Pesona untuk Tarik Wisatawan Tiongkok
  2013-09-04 09:42:46  CRI

Pengunjung Tiongkok-ASEAN Expo (CAEXPO) mendapat kesempatan untuk mengenal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lebih jauh, termasuk keindahan dan kekayaan budayanya. Itu karena Yogyakarta telah terpilih sebagai salah satu Kota Pesona atau City of Charm dalam CAEXPO yang tengah digelar di Kota Nanning, Provinsi Guangxi, Tiongkok. Pengunjung dapat melihat replika bangunan rumah Joglo, produk-produk khas Yogyakarta dan menikmati fashion show, tarian dan nyanyian khas daerah istimewa itu.

Ketua Asosiasi Travel dan Biro Perjalanan DIY Edwin Ismedi Himna mengatakan even ini merupakan sebuah kesempatan bagi Yogyakarta untuk melakukan promosi, baik di sektor pariwisata maupun perdagangan.

"Yogyakarta sebagai kota pariwisata yang berbasis budaya dan heritage, inilah yang menjadi nilai jual kita. Di sini kami lihat juga ada beberapa dari negara-negara ASEAN dan ini memang kesempatan yang sangat bagus sekali," ujar Edwin.

CAEXPO adalah even tahunan di mana para pengusaha dari Tiongkok dan 10 negara ASEAN berkumpul dan memamperkan produk mereka. Setiap tahun, masing-masing negara berkesempatan untuk menampilkan salah satu wilayah di negaranya untuk menempati paviliun kehormatan.

Tahun ini Yogyakarta lah yang terpilih dan dengan begitu, pemerintah DYI berharap dapat meningkatkan daya saing Yogyakarta sebagai kota wisata yang digemari wisatawan mancanegara (wisman).

Industri pariwisata Yogyakarta dinilai memiliki prospek yang cerah tetapi masih belum digarap dan dipromosikan secara optimal. Edwin mengatakan saat ini jumlah wisatawan asing ke Yogyakarta hanya 180 ribuan per tahun. Padahal sebelum krisis moneter tahun 1998, Yogyakarta dikunjungi setidaknya 350 ribu wisman per tahun. Edwin mengatakan saat itu, Tiongkok dan Thailand adalah salah satu sumber wisatawan terbesar.

"Kalau (daya tarik) menurun sebenarnya tidak. Hanya karena hampir semua provinsi di Indonesia berkompetisi dalam menjual sumber daya alamnya. Kalau Yoygakarta tidak kontinu dan tidak intens melakukan (promosi), kami akan tertinggal dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia," tambahnya.

Selain Borobudur, kota gudeg juga memiliki beberapa obyek wisata yang terkenal lainnya seperti Pantai Parantritis, Candi Prambanan, dan Kraton Yogyakarta. Ada juga beberapa obyek wisata yang belum begitu dikenal seperti beberapa hamparan pantai di wilayah Gunung Kidul dan desa wisata di wilayah Bantul dan Sleman. Berbagai destinasi itu lah yang ditawarkan Edwin kepada calon wisatawan Tiongkok.

"China merupakan target kami," tutur Edwin. "Kami tahu besarnya jumlah masyarakat Tiongkok yang bepergian, tapi baru sampai ke Bali. Nah, ini tantangan kami untuk menarik mereka kembali ke Yogyakarta."

Ia Juga menambahkan bahwa mayoritas wisman yang datang ke Yogyakarta saat ini berasal dari Eropa dan Jepang.

Walaupun jumlah wisman tidak sebanyak 15 tahun yang lalu, Edwin tetap menyatakan optimis karena semakin banyak investor yang mendirikan hotel-hotel berbintang di Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam dua tahun ke depan, jumlah kamar hotel diperkirakan akan bertambah dari 20,000 menjadi sekitar 30,000 kamar. Pembangunan bandara baru di Kabupaten Kulonprogo juga tengah dirampungkan dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2017.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040