Keluarga di Kanada Tinggalkan Teknologi
  2013-09-12 17:04:38  CRI

Smartphone telah menjadi benda yang wajib dibawa ke mana saja. Namun, sebuah keluarga di Kanada memutuskan untuk hidup tanpa teknologi.

Blair McMillan,26, berpikir bahwa kehadiran smartphone canggih telah merampas kehidupan sosial banyak orang. Tahun lalu, ia meminta anaknya yang berusia lima tahun untuk bermain di luar saat musim panas dari pada menghabiskan waktu di rumah untuk bermain video game.

Kemudian ia berpikir tentang masa kecilnya dulu di mana ponsel canggih, komputer dan internet belum ada. Saat masih kecil, Blair justru sering menghabiskan banyak waktu bermain di luar, berbeda dengan anak muda sekarang yang kecanduan teknologi dan lebih suka diam di rumah.

Akhirnya Blair memutuskan untuk menyerahkan semua gadgetnya dan kembali pada kehidupan di tahun 1980-an. Ia dan keluarga hidup tanpa ponsel, tablet, komputer, internet, dan televisi modern. Mereka menjalani kehidupan sosial dengan berinteraksi secara langsung seperti mengunjungi tetangga dan mengirim surat lewat tulisan dari pada mengobrol di Facebook dan mengirim email. Selain itu, Blair juga memakai peta dibanding GPS.

Pada awalnya hal tersebut tentu sulit dilakukan. Namun, lama-kelamaan mereka bisa menyesuaikan kehidupan barunya.

"Hal paling aneh tanpa ponsel adalah saya merasakan saku saya bergetar dan ingin segera mengeceknya," kata Blair. Tapi yang paling penting adalah, ia makin dekat dengan keluarganya. Untuk mengahayati kehidupan di tahun 80-an, Blair juga memakai busana khas 80-an. Hal ini malah menjadikan Blair sebagai pusat perhatian. Tak sedikit masyarakat yang memuji keputusan Blair. Ia sendiri tidak membenci teknologi, melainkan hanya ingin merasakan esensi kehidupan yang sesungguhnya.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040