Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Mari Elka Pengestu menaruh harapan besar pada kunjungan Xi Jinping ke Indonesia. Ia menyatakan, dengan kunjungan kali ini, Indonesia dan Tiongkok akan mencapai sejumlah kesepahaman baru mengenai kerja sama kedua negara, di atas dasar kemitraan strategis yang sudah ada. Ia pribadi berharap, kerja sama kedua negara di bidang kebudayaan dan pariwisata dapat diperdalam lebih lanjut. Mari Elka Pangestu mengatakan, Indonesia memandang Tiongkok sebagai pasar target terpenting di antara 16 negara sumber wisatatawan utama Indonesia. Saat ini pihaknya sedang membentuk platform informasi pariwisata bagi wisatawan Tiongkok, dan berencana mengundang sutradara Tiongkok untuk melakukan pengambilan gambar film di Indonesia, agar dapat memamerkan pemandangan indah alam Indonesia kepada rakyat Tiongkok.
Direktur Pusat Penelitian Tionghoa Universitas Indonesia (UI) Natalia mengatakan, impian Tiongkok yang dikemukakan presiden Xi telah menyatakan cita-cita Tiongkok untuk bangkit kembali sebagai negara besar, sekaligus menciptakan masyarakat yang lebih makmur dan adil. Ini merupakan cita-cita yang sama dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia dan seluruh dunia. Tiongkok dan Indonesia dapat saling belajar dan meningkatkan kerja sama di banyak bidang, demi mewujudkan impian masing-masing. Sekarang ini, kerja sama Indonesia-Tiongkok menitikberatkan pada ekonomi. Ke depannya, kerja sama tersebut juga akan diperluas ke bidang perbaikan pengelolaan publik, pendidikan dan sebagainya. Selain itu, mengenai sejumlah urusan internasional, termasuk pemecahan perselisihan regional, penanganan masalah keamanan non-tradisional, kedua negara juga akan mengadakan kerja sama lebih lanjut. Untuk itu, kedua negara perlu terus meningkatkan saling percaya antara pemerintah mapun antar rakyat. Hal ini dapat direalisasi melalui pertukaran non-pemerintah dalam berbagai kegiatan.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Sudrajat menyatakan, kemajuan besar hubungan Indonesia denga Tiongkok telah tercermin pada kunjungan timbal balik tingkat tinggi, pertukaran antar rakyat dan peningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Kepercayaan kedua negara pun kian meningkat. Volume perdagangan bilateral telah meningkat hingga US$ 28 miliar pada 2010, dibandingkan hanya sekitar US$ 12 miliar pada 2006. Dan angka tersebut telah menembus US$ 66 miliar pada 2012. Kemajuan besar yang dicapai dalam kurun waktu 7 tahun telah membuktikan hubungan mitra kerja sama yang erat antara Indonesia dan Tiongkok.
Wakil Ketua Centre for Strategic and International Studies,(CSIS) Indonesia Jusuf Wanandi berpendapat, kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang politik kian penting. Pemeliharaan perdamaian dan kestabilan regional merupakan hal esensial bagi Indoensia maupun Tiongkok, yang menjadi kedua negara terpenting dalam pemeliharaan stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia-Pasifik. Pertukaran personel kedua negara kian meningkat, termasuk mahasiswa, ilmuwan, dan wisatawan, di mana perturakaran ini telah memperdalam hubungan kedua negara.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan, Tiongkok adalah mitra dagang penting bagi Indonesia. Kerja sama kedua negara bersifat substitusi di bidang perdagangan yang berciri khas memang bersama. Indonesia memiliki pasar besar dan sumber daya yang kaya, Tiongkok mampu mendatangkan teknologi dan dana untuk membantu perkembangan industri Indonesia. Selama beberapa tahun ini, semakin banyak perusahaan Tiongkok yang menanamkan modal di Indonesia. Hal ini telah memainkan peran penting di bidang pembangunan infrastruktur, lapangan kerja, dan peralihan teknologi. Indonesia berharap dapat memperluas kerja sama dengan Tiongkok, guna bersama-sama mendorong perkembangan ekonomi dunia.
Harian Kompas Indonesia berpendapat, Indonesia dan Tiongkok memiliki pendirian bersama dalam masalah memelihara perdamaian dunia dan tidak mengintervensi urusan negara lain. Indonesia dan Tiongkok dapat berkerja sama untuk mewujudkan impian masing-masing.