Tim Penyelidik Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) PBB saat ini sedang mengadakan pemeriksaan di Suriah. Pejabat tim tersebut kemarin (17/10) menyatakan, pekerjaan pemeriksaan berjalan lancar, mereka berkeyakinan akan memusnahkan senjata kimia di wilayah Suriah sesuai jadwal yang ditentukan.
Penasihat khusus Direktur Jenderal OPCW Malik Ellahi kemarin menyatakan, meski sebagian gudang penyimpanan senjata kimia berada di lokasi pertempuran atau daerah yang dikendalikan pihak oposisi, namun dengan bantuan dari pemerintah Suriah, OPCW berkeyakinan akan mampu menjalankan tugas pemusnahan senjata kimia sesuai jadwal. Ellahi menambahkan, pemeriksaan ke daerah-daerah yang tidak dalam kendali pemerintah sedang dalam koordinasi.
Menurut laporan terbaru yang diumumkan tim OPCW dua hari lalu, tim tersebut telah mengadakan pemeriksaan ke 11 tempat penyimpanan senjata kimia di Suriah, 6 diantaranya yang merupakan fasilitas senjata kimia beserta pabrik pembuatan senjata kimia telah dimusnahkan pemerintah Suriah. Tim OPCW menyatakan kerja samanya dengan pemerintah Suria sejauh ini berjalan lancar. Menurut rencana, sebelum tanggal 1 November bulan depan, tim ini harus mengakhiri pemeriksaan di semua tempat penyimpanan dan produksi senjata kimia, serta melakukan penghancuran tempat-tempat produksi untuk memastikan penghentian pembuatan senjata kimia. Selain itu, tim tersebut juga akan mulai memusnahkan bahan baku yang digunakan untuk produksi senjata kimia.
Menurut persetujuan yang dicapai AS dan Rusia terkait masalah senjata kimia Suriah, pemerintah Suriah diminta memusnahkan semua senjata kimianya sebelum pertengahan 2014. Meski Ellahi cukup optimis akan terlaksananya target tersebut, namun diperkirakan masih akan menghadapi berbagai kesulitan. Pertama, masalah waktu. Menurut Konvensi Larangan Senjata Kimia, Suriah harus memusnahkan semua senjata kimia dalam waktu sepuluh tahun, tapi waktu itu diperpendek hingga sebelum pertengahan 2014. Hal ini ditetapkan berdasarkan persetujuan AS dengan Rusia. Selain masalah waktu, pemusnahan senjata kimia juga membutuhkan modal dalam jumlah besar. Suriah sedang tertimpa krisis ekonomi, ditambah embargo ekonomi oleh pihak barat, pemerintah Suriah tidak sanggup menyediakan dana cukup untk pemusnahan senjata kimia. Selain itu, pertempuran pemerintah dengan oposisi yang masih berlanjut serta gangguan dari serangan terorisme pun mengancam keselamatan tim OPCW.
Di pihak lain, beberapa negara telah menyatakan siap memberikan bantuan berupa personil dan dana bagi pemusnahan senjata kimia di Suriah. Dengan demikian, OPCW menyatakan bahwa tujuan pemusnahan senjata kimia Suriah dapat terwujud sesuai jadwal, dengan upaya dan bantuan dari dunia internasional.