Sidang Pleno ketiga Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke-18 ditutup kemarin (12/11). Pada saat reformasi Tiongkok memasuki titik kunci, kepemimpinan PKT memutuskan pendirian Komisi Keamanan Negara dan tim pimpinan reformasi Komite Sentral. Pakar dan pengamat media asing berpendapat bahwa tindakan ini di luar perkiraan mereka. Komisi Keamanan Negara dianggap berupaya memelihara lingkungan keamanan yang baik dalam dan luar negeri demi reformasi, sedangkan tim pimpinan reformasi Komite Sentral bertujuan mendorong kebijakan reformasi dalam negeri Tiongkok dengan sungguh-sungguh.
Komentator senior Lianhezaobao Singapura, Yu Haisheng berpendapat bahwa kekuatan Tiongkok semakin jaya selama 35 tahun reformasi dan keterbukaan. Kini Tiongkok sedang berada pada masa peluang yang baik, tentu saja sebagai negara yang semakin jaya juga harus menghadapi tantangan keamanan. Yu Haishang mengatakan bahwa pemukulan terorisme, pemeliharaan keamanan negara, harus mempunyai sebuah badan yang mempunyai hak pengambilan keputusan, dan secara cepat mengkoordinasi kekuatan dari berbagai badan. Diperkirakan Komisi Keamanan Negara Tiongkok ini akan secara langsung bertanggung jawab kepada pemimpin negara, meliputi badan diplomatik, keamanan, tentara serta perdagangan terhadap dunia luar.
Reformasi Tiongkok telah memasuki masa yang mendalam, dan akan menghadapi masalah yang didatangkan oleh hambatan sistem. Pendirian tim pimpinan reformasi Komite Sentral bertujuan secara sungguh-sungguh mendorong reformasi secara mendalam.
Profesor Yan Jirong dari Institut Pengelolaan Universtias Peking berpendapat bahwa pendirian tim ini menyampaikan tekad pemerintah untuk memperdalam reformasi, sementara itu juga meningkatkan kemampuan berkuasa.
"Dulu banyak strategi negara dan kebijakan negara dilaksanakan oleh badan masing-masing, jadi sulit melepaskan terikatnya kepentingan badan masing-masing, jadi bagaimanan melampaui kepentingan badan masing-masing untuk menyusun strategi dan kebijakan negara, perlulah sebuah badan khusus."