Tanggal 14 bulan ini, seorang penerjemah perempuan dalam Sidang Komite ke-4 Majelis Umum PBB membuat kehebohan. Penerjemah perempuan ini lupa mematikan mikrofon sehingga obrolannya dengan seorang rekan tanpa sengaja disiarkan secara langsung.
Dalam obrolan dengan rekannya, ia mengomelkan, "Tidakkah ini aneh? Resolusi mengenai masalah Palestina-Israel setidaknya sudah ada 9 sampai 10 buah. Saya tahu ada masalah antara Israel dan Palestina, namun di dunia masih banyak kejadian lain. Mengapa mereka menghabiskan begitu banyak waktu pada masalah ini?" Si penerjemah tentu mengira ia hanya berkeluh-kesah pada rekannya. Ia tidak menduga mikrofonnya lupa dimatikan, sehingga perkataannya telah sampai ke semua alat pendengar para peserta sidang dan disiarkan ke berbagai pelosok dunia. Ketika ini terjadi, ruang siding PBB langsung riuh dengan gelak tawa para peserta. Penerjemah yang sedang kurang beruntung itu pun segera meminta maaf. Pihak media berharap agar penerjemah itu jangan sampai dipecat gara-gara kesalahannya. Mereka menganggap, PBB lah yang harus meminta maaf, sebab PBB merupakan organisasi yang didirikan atas dasar cita-cita yang luhur, tapi PBB kini telah mengubah impian indah masyarakat dunia menjadi sebuah mimpi buruk.