Laporan tahunan yang diumumkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) kemarin (14/04) mengatakan bahwa Tiongkok menjadi masyarakat perdagangan terbesar di dunia pada tahun 2013. Volume ekspor dan impor Tiongkok merupakan 11% dari volume total perdagangan dunia. Laporan ini memprediksikan bahwa, peningkatan volume perdagangan dunia pada tahun 2014 akan mencapai 4,7%, jauh lebih besar dibanding peningkatan sebesar 2,1% tahun 2013.
Setiap tahun WTO mengumumkan laporan tahunan untuk menyimpulkan keadaan perdagangan tahun sebelumnya, dan memberi prediksi demi prospek perdagangan dunia tahun berikutnya. Laporan tahunan 2013 mengatakan bahwa pada tahun 2014 dan 2015, perdagangan dunia akan bertumbuh, tidak terdampak dari krisis moneter sejak tahun 2009.
Laporan ini menyebutkan bahwa peningkatan perdagangan global tahun lalu kurang memuaskan, hanya sebesar 2,1%. Beberapa faktor penyebabnya, antara lain kelesuan ekonomi Uni Eropa, pengangguran masyarakat ekonomi Euro tidak kunjung turun, ketidakpastian kebijakan mata uang AS. Dalam laporan dikatakan pula Tiongkok telah melampaui AS dan menjadi masyarakat perdagangan terbesar di dunia. Nilai ekspor dan impor Tiongkok tercatat sebanyak US$ 4,16 triliun, sedangkan AS US$ 3,91 triliun. Tiongkok berada pada urutan depan negara pengekspor, baru kemudian diikuti oleh AS, Jerman dan Jepang, sedangkan untuk urutan negara pengimpor , AS berada pada urutan terdepan, diikuti adalah Tiongkok, Jerman dan Jepang.
Perdagangan adalah indeks penting untuk mengevalusi kondisi ekonomi global. Dikabarkan, ekonomi pada tahun 2014 akan membaik. Data survey perusahaan dan produksi industri semuanya menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi di AS dan Eropa tengah diperkokoh, meski pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan negara-negara berkembang melamban, namun tetap akan lebih tinggi dibanding masyarakat ekonomi maju. Asia akan terus menjadi penggerak utama pertumbuhan perdagangan dunia. Tahun 2015, pertumbuhan perdagangan global mungkin akan dipulihkan pada level 5,3%, yakni level rata-rata 20 tahun yang lalu.
Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo mengatakan bahwa persetujuan Bali putaran Doha memiliki peranan penting. Kini, berbagai pihak sedang mengadakan perundingan mengenai konsep dan pemikiran baru yang diharapkan akan mendorong kemajuan perundingan putaran Doha.