Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengumumkan rencana perdamaian pada 20 Juni lalu, serta gencatan senjata selama satu minggu dengan daerah timur Ukraina. Amerika Serikat, Perancis dan Jerman menyatakan dukungan terhadap langkah Poroshenko ini. Sementara Rusia mengusulkan agar berbagai pihak Ukraina memulai dialog di atas dasar gencatan senjata.
Menurut laporan media setempat, dari tanggal 21 hingga 22 Juni masih terjadi bentrokan sporadis di Negara Bagian Donetsk dan Luhansk Oblast. Baik pasukan bersenjata pihak berwenang, maupun pasukan bersenjata rakyat setempat, keduanya tidak mematuhi perintah gencatan senjata Presiden Poroshenko. Situs web Presiden Ukraina mengumumkan laporan kenegaraan Presiden pada malam tanggal 21 Juni. Menurut Poroshenko, pemerintah Ukraina akan memulihkan keutuhan wilayah negara dengan segala cara, namun kini cara perdamaian masih merupakan pilihan prioritas. Ia menghimbau agar para wakil instansi otonomi daerah yang dipilih secara sah, serta kelompok-kelompok sosial dan tokoh-tokoh dari berbagai kalangan berpartisipasi dalam dialog.
Sekretaris Pemberitaan Presiden Rusia, Dmitri Peskov pada tanggal 22 Juni mengatakan, pemimpin kampanye sosial organisasi politik Ukraina bernama "Pilihan Ukraina", Viktor Medvedchuk dikabarkan telah memulai kontak pendahuluan dengan tokoh-tokoh setempat di Donetsk dan Luhansk Oblast. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan sambutan terhadap hal ini.
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam percakapan teleponnya dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan, Kiev harus menghentikan tuntutan yang bersifat ultimatum guna menyelesaikan krisis sesungguhnya, dan mengadakan dialog dengan wakil-wakil Donetsk dan Luhansk Oblast.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengadakan hubungan telepon dengan Presiden Perancis, Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada tanggal 22 Juni. Putin menekankan, harapan Presiden Ukraina harus diperkokoh dengan gencatan senjata yang sesungguhnya. Pihak Kiev perlu segera memulai perundingan dengan daerah yang digeluti protes. Menurut komunike Istana Presiden Perancis dan pemerintah Jerman, Hollande dan Merkel menghimbau berbagai pihak bertikai Ukraina untuk menghentikan kekerasan, dan meminta Putin agar membantu Kiev mengadakan perundingan dengan pasukan bersenjata rakyat bagian timur Ukraina.