Konferensi Warisan Dunia ke-38 yang sedang digelar di Doha, ibukota Qatar, kemarin (23/6) membahas laporan permohonan pendaftaran warisan dunia yang diajukan berbagai negara. Permohonan tahap ke-2 karst topografi bagian selatan Tiongkok, "Terus Besar Tiongkok", "Jalan Sutera: Jaringan Jalan Koridor Chang'an-Tianshan" juga sukses diterima dalam daftar warisan dunia. Dengan demikan jumlah obyek warisan dunia menempati urutan ke-2 di dunia dengan menyusul Italia.
Kesuksesan permohonan Tiongkok tersebut telah mencerminkan nilai kebudayaan Tiongkok di dunia, dan pekerjaan pelestarian Tiongkok pada obyek budaya, yang berarti cukup penting. Di satu pihak lain, eksploitasi yang keterlaluan pada obyek-obyek sesudah dicantumkan dalam daftar warisan dunia juga cukup mengkhawatirkan. Direktur Falkutas Sejarah Keguruan Shanghai Su Zhiliang mengatakan:
"Ada pemerintah daerah Tiongkok yang menganggap obyek warisan dunia sebagai hasil prestasi pekerjaannya, sesudah sukses dicantumkan dalam daftar warisan dunia, eksploitasi segera dilakukan secara besar-besaran, termasuk peningkatan harga tiket, pendorongan aktivitas bisnis, bahkan sampai merusak obyek tersebut."
Eksploitasi terhadap obyek warisan dunia tentu saja akan mendatangkan pendapatan yang lumayan besar kepada pemerintah lokal. Lijiang, Yunnan sebagia contohnya, setelah sukses dicantumkan dalam daftar warisan dunia pada 1997, pendapatan pariwisata pada tiga tahun selanjutnya telah menembus 1,244 miliar Yuan Renminbi, penjualan tiket "Kota Kuno Ping Yao" di Provinsi Shanxi juga naik menjadi 47, 6 juta Yuan pada 2004 daripada 820 ribu Yuan pada 1996, yang masih belum diterima sebagai warisan dunia. Angka itu naik hampir 58 kali lipat.
Hasil guna setelah terpilih sebagai warisan dunia ternyata cukup besar, tapi di satu pihak lain, eksploitasi yang keterlaluan juga mengancam obyek-obyek tersebut. Misalnya "Goa Mo'gao" di Provinsi Gan Su, gambar dindingnya telah copot karena terlalu banyak dikunjungi wisatawan. Dalam kurun waktu puluhan tahun ini, kerugian akibat wisawatan telah jauh lebih besar daripada korosi alam selama ribuan tahun.
Maka terdapat pertentangan antara pelestarian dan eksploitasi terhadap warisan dunia di Tiongkok. Titik seimbangnya adalah, pelestarian harus didahulukan, pelestarian selalu lebih penting daripada eksploitasi.