Pemungutan suara pemilihan Presiden Indonesia kemarin (9/7) berakhir. Lebih dari 190 juta pemilih yang berkualifikasi memilih pemimpin negaranya untuk 5 tahun ke depan antara calon dari PDI Perjuangan Joko Widodo dan calon dari Partai Gerakan Indonesia Jaya Prabowo Subianto. Kemarin sore, setelah diumumkannya hasil penghitungan cepat beberapa lembaga angket pol, dua calon mengumumkan menang dalam pemilihan.
Pemilihan presiden Indonesia tahun 2014 dimulai kemarin pagi waktu setempat. 190 juta pemilih Indonesia memberikan suaranya di 478 ribu pos pemungutan suara di 33 provinsi dan daerah khusus seluruh negeri.
Pemungutan suara berakhir pada sekitar pukul 1 kemarin sore waktu setempat dan kemudian beberapa lembaga penghitungan kalangan rakyat yang dikonfirmasi Komite Pemilihan Indonesia mulai sibuk mengadakan penghitungan cepat. Karena tingkat dukungan dua calon tersebut sangat dekat, data yang diumumkan beberapa lembaga penghitungan di Indonesia juga berbeda. Sekitar dua jam setelah berakhirnya pemungutan suara, kamp Jokowi segera mengadakan jumpa pers dan mengumumkan bahwa Jokowi memenangkan suara 52,48 persen sedangkan Prabowo 47,52 persen berdasarkan hasil penghitungan cepat dari lembaga-lembaga penghitungan suara antara lain Pusat Riset Internasional Taktik. Jokowi yang dijuluki sebagai Obama Indonesia dalam pidatonya mengumumkan ia telah menang terpilih.
Akan tetapi, kamp Prabowo tidak mau kalah. Tak lama setelah Jokowi mengumumkan kemenangan, Prabowo juga mengumumkan menang dalam penghitungan cepat suara. Berdasarkan hasil penghitungan dari lembaga-lembaga angket pol antara lain LSN dan JSI, pasangan Prabowo mengalahkan pasangan Jokowi dengan keunggulan tipis 0,16 hingga 0,19 persen.
Kerena ketegangan situasi sebelum dimulainya pemungutan suara pemilihan kali ini, memanasnya konfrontasi antara kedua kamp juga mengundang kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya bentrokan sesudah pemilihan. Dalam keadaan dua calon, kedua-duanya mengumumkan kemenangan itu. Presiden Indonesia SBY kemarin sore dalam jumpa pers menghimbau kedua kamp untuk menahan diri dan menghindarkan meruncingnya situasi.