Dunia baru-baru ini sedang menaruh harapan besar pada hubungan Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel), sejalan dengan kehadiran delegasi kunjungan tingkat tinggi Korut ke upacara penutupan Asian Games di Korsel, dan Presiden Korsel Park Geun-hye yang menyatakan akan mengadakan "dialog periodik" antara kedua Korea. Akan tetapi, mendadak terjadinya lepas tembakan antara kapal Korsel dan Korut di daerah perairan sengketa kemarin(7/10), kedua pihak saling menembak ratusan peluru bom.
Pakar Korsel berpendapat, Korut ingin mengadakan dialog dan melonggarkan ketegangan militer dengan Korsel, hal ini membuat situasi ketegangan untuk menarik perhatian pemerintah Korsel. Sedangkan Korsel berharap dapat melonggarkan hubungan kedua pihak melalui pertukaran sosial budaya, reuni keluarga, serta bantuan kemanusiaan. Tapi Korut berharap Korsel menghentikan latihan militer bersama dengan AS, menghentikan penyebaran pamflet anti-pemerintah Korut. Maka terdapat perselisihan pendapat antara kedua pihak.
Stasiun televise YTN Korsel kemarin melaporkan, juru bicara Partai Nasional Agung, partai berkuasa Korsel mengatakan, bentrokan laut antara kedua Korea ternyata menimbulkan dampak negatif kepada hubungan Korut dan Korsel, kedua pihak perlu mengadakan kontak rutin untuk menghilangkan ketegangan dan bentrokan antara satu sama lain. Partai oposisi Korsel menyatakan pula, kunjungan delegasi tingkat tinggi Korut ke upacara penutupan Asian Games mendatangkan harapan untuk pemulihan dialog kedua Korea, tapi bentrokan laut ternyata cukup mengecewakan.
Media-media Korsel saat ini melakukan tebak-tebakan atas kondisi kesehatan Kim Jong-un. Namun media-media Korut kemarin beramai-ramai meliput penyambutan pulangnya kontingen Korut untuk Asian Games ke tanah air .
Harian Sentral Korsel kemarin dalam editorialnya mengatakan, Korut maupun Korsel harus berupaya menahan diri apabila ingin merealisasi perlonggaran hubungan.