Dalam peringkat pemerintah bersih global tahun 2014 yang diumumkan Transparancy International, lembaga anti-korupsi global, Singapura menempati urutan ke-7 indeks pemerintah bersih dunia, turun dua peringkat dibandingkan tahun 2013, namun tetap yang tertinggi peringkatnya di Asia.
Pemerintah Singapura selalu terkenal dengan pemerintah yang bersih dan efisien. Anjloknya peringkat Singapura terutama disebabkan oleh beberapa kasus korupsi lembaga umum yang meliputi Biro Penyelidikan, Kementerian Luar Negeri, pasukan pertahanan sipil, Jawatan Taman Nasional dan Universitas Nasional Singapura sehingga menimbulkan keraguan masyarakat internasional terhadap figur bersih pegawai negeri Singapura.
Misalnya, mantan Asisten Direktur Badan Penyelidik Korupsi Singapura Yeo Seow Hiong Edwin dibenarkan telah menyalahgunakan dana 1,76 juta dolar Singapura atau 1,32 juta dolar Amerika dari tahun 2008 hingga 2012 dan digunakan untuk perjudian. Ia telah dijatuhi hukum 10 tahun penjara. Pejabat badan anti-korupsi sendiri terjerumus dalam skandal korupsi dan ini sangat merusak citra Badan Anti-korupsi Singapura bahkan pemerintah dan segenap jajaran pegawai negerinya.
Meski demikian, indeks pemerintah bersih Singapura tetap tertinggi di Asia. Ini menunjukkan langkah anti-korupsi di Singapura relatif efektif. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong baru-baru ini ketika menghadiri sidang yang diadakan bersama Institut Jasa Publik dan Badan Anti-korupsi mengumumkan serangkaian langkah baru anti-korupsi, antara lain pemerintah akan secara bertahap menambah tenaga kerja Biro Penyelidikan Korupsi sementara memperluas lingkup fungsi badan tersebut, dengan memanfaatkan data besar dan metode iptek lain, sehingga dapat cepat menemukan transaksi yang bermasalah dari cukup banyak transaksi demi meningkatkan kesadaran dan pengertian publik terhadap korupsi, sementara mendorong lebih banyak orang melaporkan tindak korupsi di bidang publik dan individu.
Sejak lama, banyak langkah anti-korupsi yang efektif dari Singapura dicontoh negara-negara lain, misalnya upah tinggi demi pemerintah bersih. Lee Hsien Loong menyatakan senang terhadap kebudayaan anti-korupsi yang mendarahdaging di Singapura. Ia mengatakan, siapapun harus pikir-pikir dulu sebelum melakukan korupsi, karena mereka sadar bahw kemungkinan tertangkap sangat besar. Jika tertangkap, pelaku korupsi akan ditindak tanpa menghiraukan betapa tinggi pangkat latar belakangnya. Pelaku korupsi harus membayar mahal atas tindakannya yang melanggar hukum.