Mulai dari tanggal 16 hingga 20 Januari 2015, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mengadakan kunjungan ke Timur Tengah, termasuk Mesir, Yordania, Palestina dan Israel. Itu merupakan kunjungan pertama kali setelah Shinzo Abe merevisi kabinetnya pada tanggal 24 Desember tahun lalu. Analis berpendapat, kunjungan pertama kali pemimpin pada tahun baru selalu dianggap sebagai permulaan diplomatik negara tersebut. Dengan kunjungan tersebut, Shinzo Abe bermaksud memperoleh dukungan politik, memelihara kepentingan Jepang di kawasan Timur Tengah, juga dapat menemukan titik pertumbuhan baru bagi ekonomi Jepang.
Kunjungan Shinzo Abe tersebut dimulai dari tanggal 16 bulan ini, berturut-turut berkunjung ke Mesir, Yordania, Jerusalem dan Palestina. Menurut rencana, Lebanon dan Turki juga dicantumkan dalam agenda lawatannya, tapi mendadak dibatalkan karena terjadinya peristiwa penyanderaan warga Jepang oleh ISIS, sehingga Shinzo Abe terpaksa mengakhiri kunjunganya lebih awal dan pulang ke tanah air. Analis berpendapat, dibandingkan dengan kunjungan Shinzo Abe di negara-negara Teluk pada 2013 yang menitikberatkan pada masalah energi, kunjungan kali ini terlebih mempertimbangkan masalah politik karena negara-negara yang dikunjunginya bukanlah negara kaya energi di Timur Tengah.
Pemerintah Jepang berpendapat, kunjungan Shinzo Abe kali ini cukup penting bagi Jepang, karena bagi Jepang, yang berupaya menjadi "Anggota Tetap" Dewan Keamanan , kekuatan 22 negara Arab tidak dapat diremehkan.
Pada Oktober 2015, masa bakti lima anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB akan berakhir. Jepang dan Mesir yang masing-masing mewakili Asia dan Afrika telah mengajukan permohonan. Pakar AS berpendapat, Jepang kurang kemampuannya untuk berpartisipasi dalam topik penting global dan urusan internasional selain bantuan ekonomi, maka dengan kunjungan kali ini, Shinzo Abe lebih-lebih mencurahkan tenaganya pada krisis Suriah, ancaman ISIS serta perundingan pembicaraan Palestina-Israel.
Pencarian kesempatan investasi merupakan salah satu titik berat dalam kunjungan Shinzo Abe kali ini. Delegasi Shinzo Abe kali ini diikuti oleh 30 lebih pengusaha termasuk pengusaha dari bidang moneter, otomotif, perbankan dan energi. Media Jepang berpendapat, ekonomi Jepang kembali lagi ke masa resesi setelah mengalami pertumbuhan dalam jangka pendek, sehingga "ilmu ekonomi Shinzo Abe" banyak diragukan, maka Shinzo Abe ingin secepatnya mengupayakan kesempatan bisnis di luar negeri untuk perusahaan domestiknya.
Media Jepang mengomentari konfigurasi diplomatik Shinzo Abe sebagai berikut, dalam kondisi tidak memungkinkan untuk mengadakan KTT dengan Tiongkok dan Korsel, Shinzo Abe beralih mengembangkan hubungan dengan negara-negara Timur Tengah dan Asia Tenggara. Analis berpendapat, Shinzo Abe mencari persahabatan sampai ke belahan bumi sebelah lain yang begitu jauh jaraknya, tapi berhubungan dingin dengan negara-negara tetangga. Sikap tersebut bukan hanya bermodal mahal, tapi juga diragukan public apakah bisa dipertahakan untuk waktu yang lama.